Seoul, Korea Selatan (DMS) – Bencana hidrometeorologi kembali melanda Korea Selatan. Hujan lebat yang memicu tanah longsor di berbagai wilayah negara tersebut telah menewaskan sedikitnya 18 orang dan menyebabkan 9 lainnya hilang, menurut laporan resmi dari pemerintah Korea Selatan pada Senin (21/7).
Hingga pukul 21.00 waktu setempat pada Minggu (20/7), korban jiwa tercatat tersebar di beberapa wilayah, dengan 10 orang tewas di Sancheong (selatan), dua di Gapyeong (utara), dan dua lainnya di Seosan (barat). Selain itu, empat orang dilaporkan hilang di Sancheong dan empat lainnya di Gapyeong.
Bencana ini memaksa lebih dari 14.000 warga mengungsi dari tempat tinggal mereka di 15 kota besar dan provinsi sejak hujan deras mulai mengguyur pada Rabu lalu.
Kerusakan infrastruktur pun sangat parah. Hingga Minggu sore, tercatat 1.999 kerusakan terjadi pada fasilitas umum seperti jalan dan jembatan, serta 2.238 kerusakan pada fasilitas pribadi, termasuk rumah warga dan pertokoan.
Badan Meteorologi Korea Selatan memperkirakan curah hujan masih akan terus mengguyur hingga Senin pagi, terutama di wilayah selatan seperti Provinsi Jeolla Selatan, Gyeongsang Selatan, dan Pulau Jeju. Sementara itu, hujan diperkirakan akan meluas ke Provinsi Jeolla Utara dan Gyeongsang Utara mulai pukul 09.00 waktu setempat, serta ke wilayah ibu kota, Gangwon, dan Chungcheong pada sore hari.
Meski kondisi cuaca masih belum sepenuhnya membaik, pemerintah Korea Selatan telah menurunkan status peringatan bencana dari level “serius” menjadi “waspada” dan mencabut seluruh peringatan hujan lebat per hari Minggu.
Pemerintah mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan bencana susulan dan terus memantau perkembangan cuaca dari otoritas resmi. Upaya pencarian korban dan pemulihan infrastruktur masih berlangsung intensif di sejumlah wilayah terdampak. DMS/AC