Berita Maluku, Ambon – Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di provinsi Maluku pada tahun 2021 mengalami peningkatan di bandingkan pada tahun 2019 hingga tahun 2020 yang di dominasi oleh kasus perkosaan dan pencabulan.
Baihajar Tualeka Ketua Yayasan Lingkar Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LAPPAN) saat di wawancarai Tim DMS Media Group di Balai kota Ambon Senin 08/03/2021 menjelaskan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di provinsi Maluku sejak tahun 2019 ke tahun 2020 hingga 2021 terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2019, kata Tualeka jumlah kasus yang di tangani oleh LAPPAN 165 sementara pada tahun 2020 naik menjadi 202 kasus, untuk awal tahun 2021 pihaknya menangani penambahan 20 kasus baru, dengan demikian maka terjadi peningkatan kasus yang signifikan dari tahun ke tahun.
Di Katakan Tualeka, sejumlah faktor menjadi pemicu naiknya angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Maluku di antaranya keterbatasan ruang interaksi saat kondisi pandemi seperti ini, termasuk juga akses korban ke layanan pengaduan hukum juga terbatas.
Tualeka mencontohkan 12 anak yang mengalami kehamilan akibat tindakan pemerkosaan, karena lokasi tempat tinggal meraka yang terpencil dan jauh dari jangkauan akses kesehatan, mengakibatkan pelayanan kesehatan tidak terpenuhi, termasuk akses layanan hukum guna mendapatkan keadilan akibat kekerasan seksual yang menimpah para korban.
Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Di Maluku Meningkat
Selama ini banyak kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi pada para korban, kurang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, sementara di lain sisi para korban sangat membutuhkan pendampingan mulia layanan hukum maupun layanan kesehatan atas apa yang menimpah terhadap mereka.
“Tahun 2019 kita damping 163 kasus dan di tahun 2020, 202 kasus nah untuk awal tahun 2021 saja sudah 20 kasus, jadi terus mengalami kenaikan sementara kita di dalam situasi ini kan ada ruang interaksi sosial yang terbatas, lalu akses korban ke layanan juga terbatas,terutama 12 anak yang mengalami kehamilan karena perkosaan ini” Ujar Tualeka.
Lebih lanjut di katakana Tualeka, untuk Maluku, kota Ambon merupakan yang terbanyak kasus kekerasan yang terjadi pada perempuan dan anak yang mendapatkan pendampingan LAPPAN dalam melakukan proses penyelesaian kasus di susul dengan kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB). radiodms.com