Berita Maluku, Ambon – Aksi damai yang digelar pemuda pemudi empat gandong Negeri, Booi, Aboru, Kariu, Hualoi (BAKH) mendesak agar Polisi segera mengungkap actor dan pelaku penyerangan Negeri Kariuw. Desakan ini disampaikan saat mereka menggelar demonstrasi di Mapolda Maluku (Rabu (09/02)
Menanggapi hal ini Kabid Humas Polda Maluku Polda Maluku, Kombes Pol Roem Ohoirat menyatakan saat ini Polisi sedang bekerja untuk mengungkap aktor dan pelaku yang terlibat pada peristiwa 26 Januari di Kariu, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah.
Ohoirat mengklaim kondisi Pulau Haruku, sudah kondusif pasca konflik warga negeri Ori dan Kariu, karena sejumlah aparat keamanan telah diterjurkan ke Pulau Haruku untuk mendukung kekuatan pasukan gabungan TNI Polri disana
Ia mengimbau kepada masyarakat yang untuk menahan diri tidak terprofokasi dengan isu tidak benar karena saat ini Polisi sedang bekerja untuk menuntaskan kasus ini.
Ohoirat optimistis dalam waktu dekat kasus ini akan segera dirilis ke publik, olehnya itu warga diminta untuk bersabar karena, saat ini Polisi terus bekerja untuk mengungkap kasus ini agar terang benderang.
Ohoirat memastikan, apabila masyarakat tertangkap menyimpan senjata api akibat dirazia atau swiping oleh petugas, maka akan diproses sesuai hukum.
Dia mengemukakan, Polda Maluku saat ini telah melaksanakan operasi Aman Nusa 1 untuk penanganan konflik Pelauw- Ori dan Kariu.
Diketahui ratusan warga segandong asal empat negeri yakni, Booi, Aboru, Kariu dan Hualoy (BAKH) menggelar unjuk rasa secara maratahon, yakni di Kantor Gubernur Maluku, Mapolda Maluku dan Gedung DPRD Provinsi Maluku,
Di Kantor Gubernur , masa yang mengenakan pakaian bernuansa hitam merah dengan ikat kepala merah itu mendesak bertemu Gubernur Maluku Murad Ismail, sekaligus meminta sikap Pemerintah Daerah untuk melihat persoalan yang dialami warga Kariu saat ini. Mereka menolak Kariu direlokasi ke Aboru
Dalam orasinya masa pendemo dari empat negeri segandong Islam-Kristen ini mendesak agar warga Kariu yang saat ini mengungsi di negeri Aboru agar segera dipulangkan kembali ke negeri asal oleh pemerintah daerah.
Mereka juga menolak warga Kariu direlokasi dan meminta pemerintah daerah bersama TNI/Polri memfasiltasi warga Kariuw untuk kembali pulang dan mendiami negeri mereka yang dibakar para perusuh saat konflik 26 Januari lalu.
Permintaan lainnya yakni agar Polri dan TNI membangun Pos Pengamanan permanen di perbatasan Negeri Kariu-Ori maupun Kariuw-Pelauw untuk terciptanya situasi keamanan di wilayah itu.
Pemerintah juga diminta membangun dan merenovasi rumah warga Kariu yang hangus terbakar, serta mendesak Polisisegera menangkap oknum-oknum yang terlinat dalam peristiwa berdarah itu.
Aksi demo yang digelar secara maratahon itu, mendapat pengawalan dari ratusan personil Polisi berjalan aman dan damai.DMS