Berita Maluku, Ambon – Selama masa pandemi Covid-19, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mengalami penurunan pendapatan mencapai 80 persen. Kondisi ini sangat dirasakan oleh pedagang jajanan tradisional khas Maluku di Kota Ambon.
Mama Tina yang mengatakan ketika pendemi COVID-19 mewabah Indonesia bahkan di kota Ambon sejak awal tahun 2020 yang lalu, sangat berdampak bagi dirinya dan sesama penjual di sepanjang jalan masuk terminal Mardika, karena selama pandemi para penjual hanya di datangi oleh warga lokal untuk berbelanja.
Dikatakan pembeli akan ramai jika ada kebijakan kelonggaran perjalanan dari pemerintah setempat.
Beberapa jenis jajanan yang di jual Mam Ina antara lain kenari, bagia kenari, bagia kelapa, roti kenari, sagu lempeng, sagu tumbuk, manisan pala, halua kanari serta beberapa jenis lain dijual dengan harga terjangkau yakni berkisar Rp10.000 sampai dengan Rp30.000.
Salah satu pedagang yang akrab dipanggil Om Barca (51) yang di wawancarai Sabtu (05/03) di kios jualanya menuturkan penurunan omset mencapai 80 persen.
Menurutnya penurunan pendapatan seiring menurunya kunjungan turis lokal maupun mancanegara akibat kebijakan pembatasan pelaku perjalanan.
Om Barca mengakui sebelum pandemi setiap hari pendapatanya bisa mencapai satu hingga tiga 3 juta. Namun saat pandemi menurun dratis, bahkan dalam sehari daganganya hanya terjual Rp 200 ribu.
Kebanyakan langganan Om Barca dari luar Ambon, seperti Jawa, Bali dan lainnya termasuk yang akan melakukan perjalanan ke luar Maluku.
Barca hanya bisa berharap, pandemi dapat segera berakhir agar pemasukannya termasuk rekan-rekan sesama pedagang lainnya bisa kembali seperti sedia kala.
Kendati pendapatnya merosot Om Barca”tetap mensyukuri profesi yang dijalanainya puluhan tahun demi memenuhi kebutuhan keluarga dan tidak ingin membanting setir untuk berusaha yang lain.
Dari pantauan DMS Media Group di lokasi, ada tujuh lapak pedagang yang menjual berbagai jenis jajanan khas Maluku itu.
Jajanan yang dijual didapatkan dari Pulau Saparua seperti kenari, bagea, roti kanari, sagu lempeng, sagu tumbu, manisan pala, dan halua kanari. Tidak saja jajanan kuliner pedagang disitu juga menjual minyak kayu putih, minyak lawang.
Harga jajanan yang dijual pun bervariasi, mulai dari Rp10.000 sampai dengan Rp30.000 per bungkusnya.
Baik Om Barca maupun Mama Ina menyebutkan sebagian barang yang di perdagangkan ini didapatkan dari Pulau Saparua.DMS