Berita SBB, Elpaputih – Warga empat yang tinggal di kawasan pegunungan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yakni Ahiolo, Watui, Huku kecil dan Abio menggandalkan rakit bambu sebagai satu-satunya sarana transportasi melintasi sungai Nui untuk melakukan mereka setiap hari.
Minimnya sarana transportasi penghubung, membuat warga di empat di Kecamatan Elpaputi Kabupaten SBB, terpaksa menggunakan rakit sebagai satu-satunya sarana tranportasi.
Derasnya arus sungai Nui, tidak menyurut niat warga untuk tetap menggunakan rakit sebagai alat transportasi menyusuri sungai pergi ke desa lain hingga sampai ke jalan raya untuk menuju atau ke ibukota kabupaten meskipun mereka tau tingkat resiko akan bahaya yang cukup besar.
Warga desa Abio, Huku Kecil, Ahiolo dan Watui penduduknya kebanyakan adalah petani penghasil perkebunan seprti coklat, cengkeh dan Pala.
Untuk menujual hasil perkebunan maupun pertanian warga harus berjalan kaki seharian memikul hasil panen dengan kondisi jalan yang tidak baik menuju Jalan Lintas Trans Seram
Satu-satunya akses jalan yang cepat yang bisa digunakan adalah melalui sungai dengan rakit
Beberapa warga yang ditemui mengatakan kondisi ini telah berlangsung bertahun-tahun, mereka telah berulang kali menyampaikan permasalahan ini ke pemerintah daerah, namun hingga saat ini belum juga ada respon. Mereka berharap pemerintah dapat membangun jembatan sehingga dapat dipergunakan sebagai akses jalan.
Seperti diketahui, Sungai besar bernama Nui atau biasanya disebut warga Kali Nui berukuran 60 meter itu biasa dilintasi warga dengan menggunakan rakit yang disewa, Rp 60 ribu perorang pulang pergi.DMS