[ad_1]
Para pemimpin Uni Eropa mengatakan mereka akan memblok sebagian besar impor minyak Rusia pada akhir 2022, untuk menghukum Moskow karena menyerang Ukraina.
Larangan Uni Eropa ini akan berdampak pada minyak yang dikirim melalui laut – atau sekitar dua pertiga impor – namun bukan yang dikirim melalui pipa setelah ditolak oleh Hungaria.
Polandia dan Jerman juga telah berjanji untuk menghentikan impor melalui jaringan pipa. Ini berarti 90% minyak Rusia akan diblok.
Ketua Dewan Eropa Charles Michel mengatakan perjanjian itu memotong sebagian besar sumber keuangan bagi mesin perang Rusia.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen mengatakan cakupan larangan itu cukup besar setelah Jerman dan Polandia juga akan mengurangi impor melalui pipa pada akhir tahun ini.
“Sisanya sekitar 10-11% dicakup oleh Druzhba selatan,” kata Von der Leyen mengacu pada jaringan pipa Rusia yang memasok ke Hungaria, Slovakia dan Republik Ceko. Dewan Eropa akan mengkaji ulang pengecualian ini “secepat mungkin,” katanya.
Langkah ini adalah bagian dari paket keenam sanksi yang disepakati dalam pertemuan puncak di Brussels, yang harus disepakati oleh 27 negara anggota.
Rusia saat ini memasok 27% minyak Uni Eropa dan 40% gas. Uni Eropa membayar Rusia sekitar €400 miliar setahun untuk pasokan minyak dan gas.
Para anggota Uni Eropa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan perbedaan terkait larangan impor minyak Rusia. Hungaria yang mengimpor 65% minyak melalui jaringan pipa menentang larangan. Perdana Menteri Viktor Orban, memiliki hubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kesepakatan akhirnya dicapai setelah perdebatan berminggu-minggu sampai disetujui bahwa “pengecualian sementara larangan adalah untuk minyak yang disalurkan melalui pipa ke Uni Eropa,” kata Ketua Dewan Eropa Charles Michel.
Memaksimalkan tekanan
Awal Mei lalu, Uni Eropa mengusulkan langkah paling keras sejauh ini terhadap Rusia, termasuk larangan total impor minyak dan sanksi atas dugaan kejahatan perang.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan langkah itu ditujukan untuk memaksimalkan tekanan terhadap Rusia dan meminimalkan dampak buruk terhadap Eropa.
Langkah Uni Eropa ini diumumkan setelah akhir bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan negara manapun yang mencoba mengintervensi perang di Ukraina akan menghadapi balasan “secepat kilat”.
“Kami memiliki semua peralatan yang tidak dibanggakan oleh siapapun. Kami akan menggunakannya jika diperlukan,” kata Putin. Pemimpin Rusia itu menambahkan semua keputusan terkait balasan seperti apa yang akan mereka lakukan, sudah dibuat. Tapi, dia tidak memberikan rinciannya.
Ancaman Putin muncul setelah para sekutu Ukraina meningkatkan pasokan bantuan senjata, bahkan AS berjanji untuk memastikan Ukraina akan mengalahkan Rusia.
Langkah Uni Eropa yang diumumkan juga termasuk sanksi baru terhadap pejabat militer Rusia yang terlibat dalam dugaan kejahatan perang di Bucha dan Mariupol.
“Langkah ini merupakan pesan penting ke semua pelaku dalam perang Kremlin. Kami tahu, siapa Anda, dan Anda harus bertanggung jawab,” kata von der Leyen di depan Parlemen Eropa, Rabu (04/05).
Uni Eropa selama beberapa minggu terakhir membicarakan bagaimana melepaskan diri dari ketergantungan dari minyak dan gas Rusia. Uni Eropa sebelumnya menyatakan akan mengurangi impor gas sebanyak sepertiga pada akhir 2022 dan kini merencanakan akan mengakhiri impor minyak mentah dalam enam bulan serta produk-produk turunan pada akhir 2022.
“Kami akan memastikan menghapus impor minyak Rusia secara bertahap,” katanya.
Slovakia dan Hungaria yang saat ini tergantung pada minyak Rusia akan diberikan waktu tambahan satu tahun untuk mencari pasokan alternatif.
Juru bicara pemerintah Hungaria mengatakan mereka belum membicarakan rencana transisi itu.
Rencana larangan impor itu perlu disepakati terlebih dahulu oleh duta besar Uni Eropa dan akan ditandatangani dalam beberapa hari mendatang.
Menanggapi rencana larangan impor minyak Rusia itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan Moskow mempertimbangkan segala opsi, tapi yang jelas sanksi-sanksi yang diberlakukan juga merugikan negara masing-masing.
“Secara umum, jika kita bicara sanksi, aspirasi sanksi Amerika, Eropa dan negara-negara lain bak pedang bermata dua. Dalam upaya mengganggu kami, mereka juga menanggung akibatnya,” kata Peskov dalam jumpa pers di Moskow.
Putin mengacu pada rudal balistik?
Pernyataan Putin akhir bulan lalu akan membalas “secepat kilat” diduga mengacu pada bantuan peralatan rudal balistik dan senjata nuklir.
Analis meyakini ancaman semacam itu merupakan upaya Putin untuk memperingatkan para sekutu Ukraina agar tidak melakukan campur tangan lebih jauh dalam konflik itu.
Para sekutu Ukraina telah meningkatkan pasokan senjata, bahkan AS berjanji untuk memastikan Ukraina akan mengalahkan Rusia.
Ancaman dari Putin itu muncul sehari setelah negara-negara Barat mengadakan pertemuan penting di Jerman, berjanji untuk meningkatkan dukungan militer ke Ukraina.
Baru-baru ini ada peningkatan jumlah kesepakatan untuk meningkatkan dukungan militer ke Ukraina, termasuk pengumuman Jerman bahwa mereka akan mengirim 50 tank anti-pesawat.
Rusia hentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria
Dalam perkembangan lain, Komisi Eropa menuduh Rusia melakukan pemerasan setelah Moskow menghentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan hal itu menunjukkan bahwa sebagai pemasok, Rusia tidak bisa diandalkan.
Kremlin mengatakan Rusia terpaksa melakukan tindakan tersebut karena negara-negara Barat menempuh “langkah-langkah yang tidak bersahabat”.
Gazprom, perusahaan energi multinasional milik Rusia, menghentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria setelah kedua negara menolak untuk membayar menggunakan Rubel. Pada Maret lalu, Presiden Vladimir Putin menetapkan peraturan pembayaran menggunakan Rubel demi menopang nilai mata uang yang merosot akibat sanksi Barat.
Perlawanan di Mariupol
Putin sebelumnya memerintahkan militer Rusia memblokade kawasan industri Azovstal di Mariupol, Ukraina selatan, lokasi yang dianggap sebagai benteng terakhir untuk mempertahankan kota tersebut dari gempuran tentara Rusia.
Dalam wawancara di televisi, Putin mengucapkan selamat kepada Menteri Pertahanan, Sergei Shoigu, atas “keberhasilan mengambil alih” kota pelabuhan penting ini.
Putin meminta agar serangan ditunda dulu dan untuk sekarang diblokade “sehingga lalat pun tidak bisa lolos” dari kawasan ini.
“Menurut saya, menggempur kawasan industri [Azovstal] bukan tindakan bijak. Saya memerintahkan agar serangan dibatalkan,” kata Putin.
“Ini adalah kasus yang menuntut kita untuk berpikir ulang … ada keperluan untuk memikirkan nyawa dan kesehatan pasukan kita.”
“Tak perlu kita melewati kuburan-kuburan bawah tanah dan merangkak di bawah tanah di fasilitas industri ini. Blokade saja, sehingga tak ada satu lalat pun yang bisa lolos,” kata Putin.
Putin menyebut invasi di Mariupol sebagai kesuksesan dan memberi ucapan selamat kepada Shoigu.
“Sampaikan ucapan terima kasih kepada pasukan Anda. Silakan ajukan proposal agar para tentara diberi penghargaan … pemahaman kami adalah mereka semua pahlawan,” kata Putin.
Shoigu mengatakan sekitar 2.000 orang ada di kompleks Azovstal.
Ribuan orang tewas dalam serangan Rusia di Mariupol yang telah berlangsung selama dua bulan.
1.000 warga sipil berlindung di Azovstal
Ukraina mengatakan sekitar 1.000 warga sipil berlindung di satu pabrik baja di kompleks tersebut, bersama sejumlah petempur Ukraina yang masih tersisa.
Pada Rabu (20/04), Mayor Serhiy Volyna, komandan tentara Rusia di Azovstal mengatakan tentara yang ia pimpin tidak akan menyerah.
Dalam satu rekaman video, Mayor Volyna meminta bantuan internasional untuk 500 serdadu yang terluka dan ratusan perempuan dan anak-anak yang bersembunyi bersama pasukannya.
“Mungkin waktu kami hanya tersisa beberapa hari atau beberapa jam lagi,” kata Mayor Volyna.
“Musuh mengerahkan unit-unit yang melebihi jumlah kami puluhan kali, mereka unggul di udara, artileri, pasukan infanteri, mesin-mesin [perang lain], dan tank-tank,” kata Mayor Volyna.
Penasihat di Kementerian Pertahanan Ukraina, Yuriy Sak, kepada BBC hari Kamis (21/04) mengatakan situasi di Mariupol masih sangat sulit.
“Saat ini ada lebih 1.000 warga sipil yang berlindung di sana. Penasihat presiden mengatakan ia siap berangkat ke Mariupol dan berunding tanpa syarat. Sejauh ini kami belum mendapatkan tanggapan [dari pihak Rusia],” ungkap Sak.
Ia mengatakan sebelum perang, terdapat lebih 500.000 warga di Mariupol.
“Sekarang ini, sekitar 100.000 orang terjebak di kota yang diduduki [Rusia]. Tapi tak semua wilayah Mariupol di bawah kendali Rusia,” katanya.
Warga di kota ini, kata Sak, sulit mendapatkan akses air minum dan makanan.
“Tragedi kemanusiaan sudah memakan korban … wali kota sudah mengatakan korban tewas mencapai lebih dari 20.000 orang,” kata Sak.
Ia juga mengatakan Ukraina akan mempertahankan Mariupol “sampai tetes darah penghabisan”.
“Para pejuang kami akan mempertahankan Mariupol sampai kapan pun. Militer dan para pemimpin militer Ukraina akan mengambil tindakan apa pun untuk mendukung dan membebaskan para pejuang dan warga sipil,” kata Sak.
“Dan tentu saja semakin cepat bantuan militer [dari Barat] tiba, itu semakin baik, sehingga kami bisa membantu para pejuang kami di garis depan, baik di Mariupol maupun di tempat-tempat lain,” katanya.
Ia membantah pernyataan para pejabat Rusia yang mengatakan Mariupol akan segera jatuh ke tangan tentara Rusia.
“Ingat, mereka membuat klaim sejak hari pertama [invasi], namun hingga hari ke 57, kota Mariupol bisa kami pertahankan secara heroik,” katanya.
[ad_2]
Source link