Berita Maluku Tengah, Masohi – Kepala Dinas (Kadis) Pertanian dan Holtikulura, Kabupaten Maluku Tengah Arsad Slamat menyatakan hama tikus ditambah tingginya curah hujan menyebabkan menurunya hasil panen padi para petani di Kecamatan Seram Utara Timur Kobi dan Seram Utara Timur Seti.
Disebutkan banyakanya hama tikus disebabkan pada kawasan itu terdapat beberapa perkebunan kelapa sawit dengan area persawahan milik petani.
Dikatakan Arsad hama tikus sering bermutasi pada malam hari dan menyerang sawah milik para petani belum lagi ditambah musim hujan banyak area sawah yang terendam sehingga kurang pberproduksi.
Dijelaskan pihaknya berulang kali bersama para petani melakukan pemusnahan hama tikus tetapi tetap saja musuh nomor satu bagi para petani itu tetap ada.
Dia juga membantah pernyataan anggota DPRD Maluku Tengah yang menyatakan petani di dua Kecamatan itu gagal panen. Menurutnya yang terjadi adalah panen tetap dilakukan namun hasilnya menurun dari biasanya 5 ton per haktar menjadi 1 atau 2 ton.
Dia menyaranakan para petani dapat memanfaatkan fasilitas kredit yang dikucurkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan prosuksi panen mereka.
Diketahui akibat produksi panen menurun, lahan milik petani padi di Kecamatan Seram Utara Timur Kobi dan Seram Utara Timur Seti, Kabupaten Maluku Tengah, terancam disita pihak Bank karena para petani belum melunasi angsuran pinjaman.
Khawatir kondisi tersebut mengancam keberlangsungan produksi pertanian di daerah itu, Anggota DPRD Hasan Alkatiri, meminta Pemerintah Daerah Maluku Tengah mengambil sikap untuk membantu memberikan dana stimulan kepada para petani yang terkena dampak gagal panen.
Kalau biasanya petani bisa memanen dalam satu hektar biasanya menghasilkan 5 ton gabah, namum selama tiga musim itu mereka hanya mendapatkan hasil panen rata-rata 1 hingga 2 ton.
Hal itu tentu dapat berdampak terhadap pembayaran utang beserta bunga yang dipinjam melalui Bank BRI dan Bank Maluku-Maluku Utara.
Penurunan produksi panen disebabkan serangan hama tikus dalam tiga musim tanam. Bahkan kondisi kesuburan tanah diklaim salah satu penyebabnya.
Para petani mayoritas menjamin sertifikat tanah mereka selama tiga bulan untuk mendapatkan pinjmanan modal baik di BRI maupun Bank Pembangunan Daerah Maluku (BPDM) dan harus melunasi angsuran tersebut dari hasil panen padi.
Petani rata-rata setiap kredit di Bank untuk menggarap sawah hingga menanam butuh sekitar 12 jutaan.DMS