Berita Maluku, Ambon – Netherlands Leprosy Relief (NLR) Indonesia bersama Kantor Berita Radio (KBR) mengajak mahasiswa di Ambon bersama-sama memberi sumbangsih dalam penanganan kusta, melalaui kegiatan Webinar Campus to Campus dengan tema “Peran Kampus dan Mahasiswa sebagai Agent Of Change dalam upaya Indonesia Bebas Kusta”
Kegiatan Webinar berlangsung di Auditorium Fakultas Kedokteran Unpatti Ambon, Selasa (30/8/2022) diikuti lebih dari 50 peserta dari mahasiswa serta melibatkan media lokal setempat.
Kegiatan Webinar dimaksudkan untuk mengajak generasi muda melakukan aksi nyata untuk melawan kusta.
“Mahasiswa sebagai agent of change, cendikiawan dan lokomotif penggerak perubahan diharapkan termotivasi memberikan sumbangsih pada penanganan kusta di Indonesia melalui pengetahuan, penelitian, pengabdian dan pengembangan pada isu kusta yang komprehensif dan inovatif di era digital,” kata Direktur Eksekutif NRL Indonesia, Asken Sinaga.
Diakui Sinaga, selain minimnya pengetahuan publik tentang penyakit menular ini, minat terhadap penyakit kusta di kalangan mahasiswa ilmu kesehatan tidak setinggi minat terhadap penyakit lainnya.
Kondisi ini membutuhkan perhatian serius mengingat penularan kusta masih terus terjadi. Dan apabila kusta tidak dideteksi lebih dini, penderita berisiko mengalami disabilitas yang sering kali berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi dan kesehatan mentalnya.
Terlebih, Indonesia hingga saat ini belum juga terbebas dari kusta. Bahkan, data SIPK menunjukkan dari 26 provinsi, Maluku masuk peringkat delapan besar provinsi yang belum terbebas dari penyakit tersebut.
Sinaga juga menyampaikan pentingnya keberadaan media sebagai penyalur informasi yang valid bagi masyarakat luas.
Disebutkan Informasi yang benar tentang kusta harus terus menerus disebarluaskan melalui media demi mengatasi hoaks, mitos dan stigma seputar penyakit tersebut.
“Kita ingin hilangkan tiga stigma. Stigma diri pasien kustanya, stigma sosial dan stigma tenaga kesehatannya,” jelasnya.
Lanjutnya, mahasiswa kesehatan pun dapat membantu merubah stigma yang ada terkait penyakit kusta.
Dirinya berharap nantinya makin banyak mahasiswa ilmu kesehatan yang berminat bekerja untuk penyakit tropis terabaikan terutama kusta.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon Bertha Jen Que menyambut baik, serta mendukung program peningkatan minat para mahasiswa Kedokteran untuk senantiasa bisa berpartisipasi dalam melakukan aksi-aksi kemanusiaan, juga menjadikan Webinar ini sebagai motivasi.
Webinar Campus to Campus ini merupakan rangkaian proyek Suara Untuk Indonesia Bebas Dari Kusta (SUKA) yang diinisiasi NLR Indonesia sejak 2021 lalu yang mengedukasi Publik secara Kontinyu tentang Kusta dan Konsekwensinya.
Webinar diikuti kurang lebih 50 peserta terdiri dari para mahasiswa kesehatan, dan Kedokteran Universitas Pattimura Ambon serta melibatkan media setempat, menghadirkan empat pembicara yang mumpuni yakni Angga Yanuar selaku, Project Manager Inclusian And Disability NLR Indonesia, dr. Amanda G Manuputty, selaku pengajar kesehatan dan dr. Rosdiana Perau Kepala Bidan Pengendalian Penyakit di Dinkes Provinsi Maluku, serta Testimoni OYPMK Pdt Cornelius Leunupna.
Diketahui, Indonesia menempati peringkat ketiga dunia dalam jumlah kasus kusta tahunan antara 15 ribu hingga 17 ribu kasus selama lebih dari satu dekade setelah India dan Brazil.DMS