Berita Ambon – Pemerintah Kota Ambon melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, menggelar simulasi tanggap bencana banjir dan longsor di negeri Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Senin (19/09).
Kegiatan dalam menangani ancaman bencana alam ini berlangsung di lapangan Futsal Wai Batu Merah, dibuka Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena
Penjabat Walikota mengatakan, fungsi pemerintah adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat, termasuk didalamnya melakukan upaya penanggulangan bencana alam.
Langkah konkret dalam pengurangan resiko bencana di daerah salah satunya dengan membangun kesiapsiagaan aparat bersama-sama masyarakat.
Dijelaskan Kota Ambon, merupakan daerah rentan bencana alam, karena terletak pada pertemuan tiga lempeng besar yakni Pasifik, Indo Asustralia dan Eurasia. Lempeng Indo Australia masuk ke bawah Eurasia, bertemu dengan Lempeng Pasifik sehingga mengakibatkan patahan yang tidak beraturan.
Berkaca pada bencana longsor dan banjir yang terjadi beberapa bulan belakangan akibat intensitas hujan cukup tinggi, maka keterlibatan langsung masyarakat dalam mengelola resiko bencana menjadi bagian penting guna meminimalisir tingkat kerusakan yang lebih besar dan meluas.
Disebutkan kegiatan yang diinisiasi melalui program Flood Management In Selected River Basin (FMSRB) bertujuan meningkatkan pemahaman tentang resiko banjir berbasis komunitas ,serta meningkatkan kemampuan dalam mengubah perencanaan mediasi bencana banjir dan tanah longsor ,sekaligus memahami tugas dan tanggungjawab sebagai masyarakat membantu pemerintah dalam pengelolaan resiko banjir .
Diakui katakan masyarakat adalah pihak yang paling rentang saat terjadi banjir dan tanah longsor , oleh karena itu peran serta masyarakat dalam navigasi menjadi penting dalam rangka kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir dan longsor.
Communti Empowerment Sexialist Kemendagri Profesor Owin Jamasy menyebutkan bencana alam perlu disadari, sebagai ancaman nyata bagi kelangsungan hidup bermasyarakat dan bernegara saat ini.
Kota Ambon termasuk berisiko (rawan) tinggi terhadap bencana alam. Dimana jenis ancaman yang paling sering terjadi merupakan jenis bencana Hidrometeorologi yaitu banjir dan tanah longsor.
Menyadari akan kerentanan terhadap bencana tersebut, maka perlu adanya peningkatan kesiapsiagaan. Salah satunya dengan peningkatan kapasitas masyarakat, menghadapi potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Untuk mewujudkan sasaran ini, beberapa OPD dilibatkan. Salah satunya BPBD, melalui upaya non fisik melalui peningkatan kapasitas dan penyebaran informasi bencana berbasis media public.
Program FMSRB ini, bisa memberikan dampak signifikan untuk mengurangi risiko banjir dan longsor khususnya di wilayah Kota Ambon, sehingga kerugian harta benda dan dampak lainnya yang ditimbulkan akibat banjir dapat diminimalisir.
Dia juga berharap dengan dilakukannya simulasi ini, kapasitas aparatur lintas sektor kebencanaan semakin meningkat dalam hal pengelolaan risiko bencana, khususnya pemahaman dan pengenalan akan peta ancaman dan risiko serta penggunaan peta-peta tersebut dalam perencanaan pembangunan daerah maupun pengambilan kebijakan kepala daerah.DMS