Berita SBB, Waisarisa – Material berupa batu-pasir milik warga desa Waisarisa, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang digunakan kontraktor CV Tri Setya Novalia untuk membangun jalan trans Waisarisa-Kaibobo, belum dibayar lunas.
Tomi Kakiyari warga Desa Wasarisa, pemilik material batu-pasir menyebutkan sudah empat bulan,CV.Tri Setya Novalia yang mengerjakan jalan Waisarissa-Kaibobo belum membayar harga material miliknya sebesar Rp 4.950.000.
Jumlah material yang diangkut CV. Tri Setya Novalia ini terdiri dari enam (6) ret batu,15 ret pasir dan sirtu sebanyak 3 ret.
Tomi menjelaskan, dirinya bolak balik menagih hutangnya ke pihak kontraktor. Kalaupun dibayar hanya secara cicil seadanya dengan besaran Rp300 atau Rp 500 ribu.
Bahkan karena tidak memiliki uang dirinya terpaksa dia mengambil 5 sak semen dari pihak kontraktor untuk digunakan merenovasi bagian rumahnya dengan catatan dipotong dari harga material itu.
Diakui jumlah Rp4.950.00u memang tidak terlalu besar, namun uang hasil penjualan material itu benar-benar sangat dibutuhkan untuk membiayai rumah tangga dan biaya anak sekolah.
Tomi mengancam akan melaporkan ke Polisi jika dalam waktu dekat, CV Tri Setya Novalia belum juga melunasi sisa hutang material miliknya.
Sebelumnya diberitakan pekerjaan ruas jalan Waisarisa-Kaibobo yang dikerjakan CV,Tri Setya Novalia diduga bermasalah tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP).
Kenyataan di lapangan, sejumlah item pekerjaan tidak sesuai dengan rencana pengerjaan proyek karena anggaran yang seharusnya diperuntukan untuk hotmix dirubah menjadi lapen
Proses pekerjaan jalan sepanjang 6 KM itu menggunakan dana yang bersumber dari APBD-DAK sebesar Rp. 6.907.465.000.
Beberapa item yang diduga menyimpang dari RAP diantaranya penggunaan batu 5/7 yang digabungkan menjadi satu dengan batu 2/3 tanpa perekat aspal, padahal seharusnya masing-masing ukuran batu digunakan terpisah dan bertahap.
Batu 2/3 yang dipakai pun bukanlah batu hasil pecahan pengrajin batu, akan tetapi batu ukuran 2/3 berupa kerikil hasil tapisan atau blanding sendiri oleh para pekerja. Jika batu jenis ini digunakan akan hancur saat pengerasan batu oleh alat pemberat (Bomag).DMS