Berita SBB, Nuruwe – Intensitas hujan yang melanda wilayah di Pulau Seram pada, Jumat (07/10) lalu berdampak kerusakan sejumlah gorong-gorong dan jembatan di desa Nuruwe, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Kerusakan jembatan dan gorong-gorong terparah tepatnya di depan jalan masuk BTN desa Nuruwe.
Jembatan dan gorong -gorong yang di desa Nuruwe dibangun pada April 2022, oleh Badan penggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan angaran kurang lebih Rp3 miliar itu, kondisinya kini rusak parah karena dihantam air yang meluap.
Kerusakan itu berdampak pula pada sejumlah rumah di desa itu yang ikut terandam banjir, akibat tingginya curah hujan pada pada Jumat kemarin.
Kepala Desa Nuruwe Simon Matital menjelaskan, dampak dari curah hujan tidak saja merusak gorong-gorong dan jembatan dan puluhan meter bronjong, tetapi juga puluhan rumah warga, rumah ibadah (Gereja) dan sekolah ikut terendam banjir.
Pemerintah Kabupaten SBB melalui instansi teknis diminta segera menangani kerusakan yang ada agar kedepanya warga di desa Nuruwe tidak lagi mengalami musibah yang sama dikala musim hujan.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Nuruwe Angky Rumahsoal menilai proses pekerjaan gorong-gorong dan jembatan tersebut asal-asalan, karena baru saja dibangun sudah putus dan ambruk akibat disapu banjir.
Dikatakan saat proyek pembangunan jembatan dan gorong-gorong kurangnya pengawasan dari staf BPBD sehingga kualitas gorong-gorong dengan mudah patah dan ambruk.
Angky meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten SBB memberi perhatian serius mengingat banjir bisa saja menghanjutkan rumah warga di desa itu.
Diketahui gorong-gorong di desa Nuruwe, Kecamatan Kairatu Barat, Kabupaten SBB untuk ketiga kalinya mengalami patah dan ambruk akibat banjir melanda kawasan itu pda Jumat (07/10) lalu.
Kejadian ini membuat arus transportasi baik dari Kota Piru, ibu kota Kabupaten itu menuju Maluku Tengah, SBT ataupun yang ke kota Ambon melalui dermaga Waipirit dan daerah sekitar menjadi lumpuh.
Puluhan kendaraan yang akan melintas terpaksa harus memutar kembali kendaraan mereka karena akses jalan terputus total.
Berdasarkan catatan Redaksi DMS Media Group, setidaknya kejadian patahan gorong-gorong itu untuk yang ketiga kalinya.
Terputusnya gorong-gorong di ruas jalan trans seram itu disebabkan meluapnya air sungai Kelewena di desa Naruwe pada Akhir Maret 2022.
Kemudian kejadian yang sama terulang masih di titik yang sama pada Rabu (24/08)sore. Penyebabnya karena tingginya intensitas hujan.
Bahkan banjir saat itu hingga masuk dan menggenangi pemukiman penduduk di Desa Kamal yang bertetangga dengan Desa Nuruwe.DMS