[ad_1]
Seorang penonton konser NCT 127 mengatakan ia “kecewa” pada para penggemar di Indonesia setelah konser di ICE BSD, Tangerang pada Jumat malam (04/11) diakhiri lebih awal karena terjadi desak-desakan di area penonton.
Polisi menghentikan acara itu setelah konser yang awalnya berlangsung tertib “menjadi tidak kondusif” lantaran sejumlah penonton berusaha mendekat ke panggung sehingga terjadi dorong-dorongan yang menyebabkan 30 penonton pingsan, kata juru bicara Polda Metro Jaya.
Konser di ICE merupakan bagian kedua tur konser boyband asal Korea Selatan itu di Asia. Konser dijadwalkan pada tanggal 4 dan 5 November.
Seorang penggemar perempuan yang menolak namanya disebut menyaksikan para anggota NCT 127 berusaha menertibkan penonton di depan panggung.
Ia menonton di area yang disebut Kategori 3A, yaitu area berdiri yang terletak di pinggir panggung. Ia mengatakan desak-desakan terjadi di Kategori 1A atau 1B yaitu area paling tengah venue dan tepat di tengah panggung.
Saat konser, ia dan kawan-kawannya mengetahui ada “rusuh” di tengah namun tidak menyadari terjadi desak-desakan yang parah.
Kepada BBC News Indonesia, ia mengatakan ia mulai menyadari ada yang salah ketika NCT 127 membawakan lagu berjudul ‘Paradise’.
Sambil bernyanyi, ketujuh anggota grup membagi-bagikan bola yang sudah mereka tanda tangani kepada penonton – hal yang rutin mereka lakukan pada setiap konser dalam tur ini.
“Tiba-tiba lagunya diberhentikan … Salah satu member ada yang bisa Bahasa Inggris, namanya Mark, dia udah kayak [bilang] ‘Step back’ (mundur).
“Member ngumpul di tengah banget, megang keranjang isi bola, terus bilang ‘Ayo dong mundur. Kalau ada apa-apa lambaikan tangan minta bantuan,” ujar perempuan kelahiran tahun 2002 itu.
“Salah satu member mouthing (menggerakkan mulut) SOS, minta bantuan,” imbuhnya.
Kemudian grup itu menanyakan ke setiap area penonton apakah mereka baik-baik saja. “Tapi karena kita enggak tahu apa-apa, kita jawab ‘okay’. Di bagianku tuh oke, bagian lain juga setahuku baik-baik saja,” ujarnya.
Ketika lagu berikutnya dimulai, sudah tidak ada senyum di wajah para member NCT 127, kata penonton itu.
Setelah lagu selesai, para penampil langsung keluar panggung tanpa pamit. Tidak lama kemudian, lampu menyala, lalu terdengar suara polisi di pengeras suara. Polisi wanita itu mengatakan bahwa acara dihentikan setelah penonton di area depan panggung berdesakan dan sebanyak 30 orang pingsan.
“30 orang pingsan. Karena ini demi keamanan, sesuai dengan perjanjian antara kami dengan promotor, maka acara dihentikan,” kata polisi, seperti dilaporkan kantor berita Antara.
Si penggemar dan kawan-kawannya awalnya mengira mereka sedang di-prank atau dikerjai mengingat para penggemar sedang merencanakan proyek untuk merayakan ulang tahun salah satu member NCT 127.
Sampai akhirnya, translator grup meminta maaf bahwa konser harus dihentikan karena “sudah enggak kondusif”, dan meminta para penonton keluar dari arena konser dengan tertib.
“Pas keluar juga belum tahu pasti apa yang terjadi, hanya tentang 30 orang yang pingsan itu.
“Dari aku ngobrol sama teman-teman di Section 3B, apalagi yang duduk, enggak ada yang pingsan,” ujarnya.
Baru setelah dikirimi video orang seorang kawannya yang tidak ikut menonton, ia menyadari keparahan situasi malam itu.
Video yang tersebar di Twitter menunjukkan para anggota NCT 127 meminta penonton mundur, saat terjadi dorong-dorongan di barisan penonton depan panggung sampai barikade jatuh.
Ia mengatakan kapasitas venue cukup untuk menampung penonton yang hadir pada Jumat malam (04/11), “karena di bagian 1 C belakang lowong banget sampai orang bisa lesehan, bisa nari-nari, bisa tiduran.”
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan mengatakan kepada Antara konser dihentikan pada pukul 21:20 oleh kepolisian karena alasan keselamatan setelah banyak penonton pingsan.
“Dilakukan oleh Kapolres Tangsel yang memimpin pengamanan di sana dengan pertimbangan keselamatan penonton,” kata Zulpan.
‘Kecewa sama fans di Indonesia’
Ditanya bagaimana perasaannya karena konser harus berakhir lebih awal, mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Depok itu menjawab “malu dan sedih”.
“Malu karena yang menegur artisnya langsung… Apalagi di Korea baru ada kejadian Itaewon, dan mereka masih berkabung sampai sekarang.
“Kecewa banget sih sama fans di Indonesia karena [ulah] satu bagian aja, yang kena imbas semuanya,” ujarnya.
Menurutnya, pihak promotor sudah bertindak cepat dan tanggap dalam upaya mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk memberi imbauan sejak awal dan menyiapkan tim medis yang siaga.
“Jadi ya tugas itu sudah dilakukan dengan baik sama promotor, emang orang-orangnya aja yang susah dibilangin,” pungkasnya.
Dyandra Global Edutainment mengeluarkan pernyataan resmi di media sosial pada hari Sabtu (05/11), meminta maaf atas pemberhentian konser sebelum waktunya. “Keputusan ini dibuat demi keamanan dan keselamatan para penonton,” katanya.
Dalam unggahan lainnya, Dyandra mengatakan konser akan dilaksanakan pada hari kedua dengan tambahan lebih banyak petugas paramedis dan petugas keamanan.
Persoalan keamanan konser mencuat kembali setelah festival musik ‘Berdendang Bergoyang’ di Istora Senayan, pekan lalu, disorot karena penontonnya melebihi kapasitas lokasi. Situasi itu dilaporkan membuat puluhan penonton pingsan dan terjadi keributan karena penonton memaksa masuk. Kepolisian kemudian menghentikan acara festival musik itu pada hari kedua.
Konser di ICE BSD itu juga sempat dibayangi oleh ancaman bom. Namun polisi memastikan situasi aman setelah mengirimkan tim penjinak bom ke lokasi konser.
[ad_2]
Source link