Berita Malteng, Masohi – Ratusan hektare lahan persawahan di Kecamatan Seram Utara Timur Seti dan Seram Utara Tmur Kobi , Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, diserang hama pengerek batang padi atau sundep, sehingga kondisi itu mengancam para petani gagal panen karena tanaman mengalami puso.
setidaknya ada 7.816 ha sawah milik petani di dua Kecamatan itu. Sebagian beesar terancam gagal panen, akibat serangan hama sundep dua bulan belakangan ini.
Wanto salah seorang petani yang ditemui, DMS Media Group di Desa Waimusal, Kecamatan Timur Seti, Kamis (09/02), mengatakan ratusan hektare tanaman padi yang baru saja ditanam terancam rusak atau mati akibat serangan hama sundep yang meningkat selama musim hujan.
Wanto mengakui akibat hama sundep mengakibatkan para petani terancam kehilangan hasil panen yang cukup tinggi.
Dijelaskan, kejadian hama sundep ini sudah dirasakan para petani sejak 2021. Akibat serangan hama ini hasil panen para petani menurun dari biasanya 20 kwintal per hektar menjadi hanya 13 kwintal.
Sejumlah petani sudah berusaha mengantisipasi serangan hama sundep itu dengan melakukan penyemprotan obat pestisida pada tanaman padi yang baru berumur sekitar satu bulan itu.
Akan tetapi, upaya yang dilakukan oleh para petani ini gagal karena tanaman padi justru mati.
Menurut dia, serangan sundep tersebut tidak hanya terjadi di wilayahnya saja, tetapi juga sudah meluas ke wilayah kecamatan lain.
Ganasnya serangan sundep itu, kata dia, mengakibatkan daun tanaman padi menguning dan akhirnya mati.
Selain itu keberadaan kebun sawit di kawasan itu juga diduga memberi dampak bagi berkembangnya hama serta kurangnya ketersediaan air untuk mengaliri sawah karena diserap kelapa sawit.
Sekretaris Desa Waimusal Mustaman, mengatakan, serangan hama sundep di Desa Waimusal diperkirakan mengancam tanaman padi seluas 320 hektare yang baru saja ditanam.
“Berbagai cara sudah dilakukan para petani , tetapi tetap saja ada daun padi yang mengering terserang hama sundep yang semakin meningkat intensitasnya”ujar Wanto.
Mustaman belum bisa memastikan banyaknya hama akibat dari keberadaan kebun sawit, namun untuk ketersediaan air sangat dirasakan oleh para petani.
“Sebelum kebun sawit ada di wilayah itu ketersediaan air untuk irigasi sangat cukup, namun saat ini sangat terbatas. Hal ini diduga akibat resapan kelapa sawit cukup tinggi. Meskipun hujan air pun dengan mudah menghilang sehingga.”katanya
Mustaman berharap bantuan obat-obatan pertanian diberikan secara rutin, minimal setiap tiga bulan sekali untuk menanggulangi serangan hama, mengingat dua Kecamatan itu merupakan sentra produksi beras di Maluku selain di Pulau Buru dan Kairatu, Kabupaten Serama Bagina Barat.
Kepala Dinas Pertanian, Kabupaten Maluku Tengah, Arsat Selamat, mengakui hama penggerek batang padi menjadi salah satu hama utama yang sering menyerang tanaman padi.
Hama sundep dan sering menyerang tanaman padi pada fase vegetatif. Sedangkan pada fase generatif (sudah mulai muncul malai), hama ini juga sering muncul dan dikenal dengan nama hama Beluk.
Dijelaskan dampak dari serangan hama sundep ini dapat menyebabkan kerusakan dari tingkat ringan, sedang, berat hingga puso.
Serangan hama sundep diduga terjadi karena perubahan iklim ekstrem yang mengakibatkan tanaman mudah sakit.
Untuk mengurangi resiko gagal panen dan serangan hama Arsat menghimbau para petani untuk menentukan waktu tanam dengan baik.
Ia menambahkan untuk membantu petani padi, Dinas Pertanian memberikan pendampingan penyuluhan secara optimal, bantuan obat pestisida, dan perbaikan irigasi.
Arsat mengaku untuk menangani hama sundep yang menyerang tanaman padi milik petani, pihaknya akan melakukan pengecekan kandungan tanah di area sawah itu.DMS