Berita Ambon- Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena meminta pihak Pertamina menindak tegas pengelolah SPBU termasuk petugas yang nakal, karena kerap meresahkan warga kota.
Hal ini disampaikan Wattimena usai pertemuan dengan perwakilan ASKA di Balaikota, Rabu (22/02) kemarin, terkait persoalan BBM yang disuarakan Asosiasi Sopir Angkot Kota Ambon (ASKA) saat menggelar akso demo dan mogok.
Penjabat Wali Kota meminta kepada manajemen PT Pertamina (Persero) untuk menindaklanjuti tuntutan dari Asosiasi Sopir Angkot Kota Ambon (ASKA).
Tak hanya itu, Pertamina harus bertindak tegas terhadap SPBU maupun staf-staf yang nakal.
Dijelaskan, dalam pertemuan dengan perwakilan ASKA, salah satu point pembahasan terkait dengan antrian angkot saat pengisian BBM di SPBU yang cukup lama.
Diakui, ada hal yang harus dibenahi oleh Pertamina dan SPBU terkait penggunaan barcode, karena kerapkali quota 60 liter yang dijatahkan kepada sopir angkot, telah habis sebelum yang bersangkutan mengisi BBM di SPBU.
Wattimena juga telah meminta Disperindag untuk melakukan koordinasikan dengan pihak Pertamina untuk mengambil tindakan tegas. Selain itu dirinya juga akan berkoordinasi dengan Forkopimda untuk melakukan sidak , agar jangan merugikan konsumen.
Sementara itu, Wakil Ketua ASKA, Elly Singkeri mengatakan untuk mendapatkan Pertalite di SPBU harus membutuhkan waktu yang panjang dan penggunaan barcode sudah dilakukan, namun ketika diisi ternyata kuota sudah terpakai.
Dirinya berharap hasil dialog antar ASKA, Pemkot dan Pihak Pertamina serta OPD terkait ini segra ditindak lanjuti, sehingga kedepanya tidak menyulitkan para sopir angkot untuk mendapatkan BBM di SPBU.
Diketahui , AKSA menggelar aksi demonstrasi diikuti mogok operasi sopir angkot. Dalam aksinya ASKA menyampaikan tiga tuntutan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku yaitu penolakan pembangunan lapak dalam Terminal Mardika, persoalan transportasi online dan masalah Bahan Bakar Minyak (BBM). DMS