Berita Nasional, Jakarta – Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Arsyad Hidayat mengatakan, sejumlah layanan penyelenggaraan ibadah haji 1444 H/2023 M sudah siap.
“Alhamdulillah, beberapa kontrak layanan sudah siap. Persentasenya (kesiapan layanan haji, red.) saya kira di atas 90 persen, insyaallah,” ujar Arsyad pada acara gladi bersih posko layanan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di Daerah Kerja Madinah, Asrama Haji, Jakarta, Sabtu (15/4/2023).
Arsyad menjelaskan, sejumlah kontrak yang belum selesai itu terkait harga dan Indonesia memiliki nilai tawar yang tinggi selain karena sebagai pengirim jamaah haji terbesar, manajemen hotel di Arab Saudi juga senang dengan jamaah haji asal Indonesia.
“Pengakuan manajemen hotel, jamaah haji Indonesia tidak banyak menuntut, tidak membuat masalah, dan tidak membuat masalah ketika pelayanan tidak sesuai harapan. Ada dari negara lain, menaruh jeruk di toilet karena kecewa dengan pelayanan hotel,” katanya.
Ketika terjadi masalah atau kendala, jemaah haji Indonesia lebih memilih mengadu ke petugas, kemudian disampaikan ke kepala sektor PPIH Arab Saudi. Selanjutnya, pihak hotel diminta memperbaiki dan menjadi bahan evaluasi.
Indonesia juga menerapkan skema pembayaran 50-30-20. Sebanyak 50 persen biaya hotel dibayarkan di muka, kemudian 30 persen saat jemaah sudah menempati kamar dan 20 persen dibayarkan setelah jemaah meninggalkan hotel.
“Kita harus siapkan, ketika hotel wanprestasi dan belum bayar 20 persen, kita potong, (bayar) 17 persen, 18 persen, sesuai tingkat kesalahannya. Untuk harga kamar hotel, pemerintah tetap berpatokan pada anggaran yang sudah disepakati dengan DPR,” ujarnya.
Tahun ini, ada 221.000 jemaah haji Indonesia dan 203.320 di antaranya adalah jemaah haji reguler yang akan mendapatkan layanan akomodasi, katering, dan transportasi dari pemerintah.
Jemaah haji gelombang pertama akan diberangkatkan pada 24 Mei 2023 dan untuk memastikan kesiapan layanan termasuk hotel, konsumsi, dan transportasi, akan diberangkatkan tim pendahulu terlebih dahulu.
“Sekarang Arab Saudi tidak mau berspekulasi jika ada jemaah yang bermasalah karena pelayanan yang belum siap. Mereka ingin jemaah sudah tiba di hotel. Jadi tidak perlu menunggu lama di luar,” ujar Arsyad.