Berita Ambon – Kota Ambon menjadi salah satu kota di Indonesia yang terpilih menjadi pilot project strategi nasional kewirausahaan pemuda yang dilaksanakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) RI.
Dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan proyek tersebut, maka diadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Tim Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda, dan Olahraga (KPAPO) Kementerian PPN/Bappenas RI bertempat di ruang Vlissingen Balai Kota Ambon, Kamis 25/05/2023.
Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena, menyambut baik upaya yang direncanakan oleh pemerintah pusat lewat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI, memilih Kota Ambon sebagai pilot project strategi nasional kewirausahaan pemuda.
Dikatakan Wattimena, kegiatan ini sangat membantu pemerintah Kota Ambon dalam berbagai persoalan sosial yang dihadapi saat ini, salah satunya persoalan ekonomi dan tingginya angka pengangguran terutama di kalangan pemuda.
Hal ini sesuai data yang ada, di mana angka pengangguran usia muda cukup tinggi di Kota Ambon bahkan di atas rata-rata nasional, hal dikarenakan ketersediaan peluang kerja yang tidak sebanding dengan para pencari kerja yang kebanyakan didominasi oleh usia muda yang disebut kalangan milenial.
Diharapkan dari program ini, potensi pemuda dapat dimaksimalkan lewat kewirausahaan, yaitu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan salah satu jenis usaha yang sampai saat ini masih tetap eksis walau dihadapkan dengan Pandemi COVID-19 serta ancaman krisis global.
Pemerintah Kota Ambon pada prinsipnya, kata Wattimena, tetap memberikan dukungan penuh bagi para pelaku UMKM di Kota Ambon untuk pengembangan usaha mereka dalam berbagai bidang yang dijalankan sebagai bentuk upaya dalam penyerapan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran di Kota Ambon.
Sementara itu, Koordinator tim Kementerian PPN/Bappenas RI Mahendra Arfan menjelaskan tingkat kualitas pemuda diukur dari Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) dengan lima domain, yakni Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan, Lapangan dan Kesempatan Kerja, Partisipasi dan Kepemimpinan, serta Gender dan Diskriminasi.
Menurutnya, dari kelima domain tersebut yang paling rendah adalah domain Lapangan dan Kesempatan Kerja. Hal ini menimbulkan kehawatiran tersendiri karena pemuda adalah kelompok produktif yang menjadi penentu kemajuan bangsa.DMS