Berita Internasional, Manila – Legislator dan Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani, melakukan perjalanan ke Filipina untuk bertemu langsung dengan 140 Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban perusahaan online scam. Bulan lalu, mereka berhasil diselamatkan oleh kepolisian setempat dalam operasi pembebasan yang melibatkan 2.714 orang dari 18 negara.
Christina menjelaskan bahwa kasus di Filipina ini hanya salah satu dari banyak kasus yang terjadi di negara-negara ASEAN, seperti Laos dan Kamboja. Operasi kepolisian di Filipina ini semakin memperlihatkan bahwa kasus perdagangan manusia sangat marak dan pola perusahaan online scam seperti ini telah merugikan banyak korban.
Kehadiran Christina di Filipina juga bertujuan untuk memastikan proses pemulangan korban ke Indonesia berjalan lancar. Selain itu, hal ini juga menjadi peringatan keras bagi para pelaku atau sindikat perdagangan manusia bahwa negara-negara di Asia Tengah serius dalam upaya memberantas kejahatan tersebut.
Perusahaan yang terlibat dalam kasus ini adalah Xinchuang Network Technology Inc, yang juga dikenal dengan nama Hong Tai. Christina bertemu dengan para korban di Las Pinas City, didampingi oleh Atase Kepolisian KBRI Manila dan pejabat terkait lainnya.
Dalam pengamatannya, Christina menemukan berbagai alasan mengapa para korban tertarik bekerja di Filipina dan akhirnya terjebak dalam sindikat perdagangan manusia. Dia juga mengetahui bagaimana para WNI direkrut untuk berperan dalam perusahaan online scam tersebut, seperti sebagai tenaga pemasaran, layanan pelanggan, penerjemah, model, dan staf personalia.
Christina yakin bahwa masih banyak WNI yang menjadi korban perdagangan manusia dengan modus serupa di Filipina, dan hal ini memerlukan pengungkapan lebih lanjut. Dia menyadari pentingnya kerjasama antara negara-negara ASEAN untuk mengungkap lebih banyak kasus semacam ini, karena ia yakin masih banyak korban yang belum terungkap, termasuk di Kamboja dan Laos.
Selain itu, Christina mengakui upaya KBRI Manila dalam menangani kasus ini dan memastikan pemulangan korban dilakukan dengan maksimal. KBRI Manila bekerja sama dengan berbagai pihak terkait di Filipina, seperti Biro Imigrasi dan Kepolisian Filipina.
Christina berharap proses pemulangan korban berjalan lancar hingga mereka kembali ke tanah air, dan tentunya akan ada proses lanjutan di Indonesia sebelum mereka dapat kembali ke keluarga mereka. (Antara-DMS)