Jakarta – Sejumlah rumah sakit umum di Singapura memberikan imbauan kepada masyarakat yang mengalami gejala COVID-19 ringan hingga sedang untuk mengunjungi klinik dokter umum atau poliklinik di sekitar tempat tinggal mereka. Seruan ini dilontarkan menyusul peningkatan infeksi COVID-19 dan jumlah pasien yang perlu dirawat inap, yang pada gilirannya meningkatkan beban pada rumah sakit di Singapura.
Seorang pensiunan berusia 70-an, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, berbagi pengalaman keluar dari Rumah Sakit Umum Singapura (SGH) setelah menjalani perawatan selama tiga malam akibat infeksi paru-paru. Kejadian ini terjadi pada minggu terakhir bulan November, yang juga mencatat jumlah infeksi COVID tertinggi sepanjang tahun 2023.
Meskipun proses triase awal dan pengujian di Unit Gawat Darurat (UGD) pada pukul 9.30 pagi tanggal 25 November berlangsung dengan cepat dan efisien, menunggu tempat tidur di ruang rawat inap menjadi pengalaman yang menyakitkan, ungkapnya kepada The Straits Times. Dia melihat pasien berbaris di tempat tidur troli sepanjang koridor di luar ruang observasi UGD ketika dia dipindahkan ke ruang tunggu.
“Saya diberitahu bahwa semua tempat tidur di ruang rawat inap sudah terisi penuh. Akhirnya, saya ditempatkan di aula besar unisex dekat Outram Community Hospital,” tambahnya. Pengalamannya menyerupai suasana stasiun Grand Central di New York City, dengan aliran terus-menerus pasien dari ruang gawat darurat dan pasien menuju kamar rawat inap mereka.
Menanggapi situasi ini, Geoffrey Samuel, pejabat ketua Divisi Kedokteran di SGH, menyatakan bahwa pasien dari UGD dapat ditempatkan di bangsal sementara di Outram Community Hospital sambil menunggu ketersediaan tempat di rumah sakit utama. Meskipun mengakui bahwa lingkungan fisik mungkin tidak ideal, ia menjamin bahwa standar perawatan medis yang diberikan tetap setinggi di ruang rawat inap biasa. Selain itu, pasien yang kondisinya tidak terlalu kritis dapat menerima perawatan melalui jalur alternatif, seperti Mobile Inpatient Care @ Home, yang memberikan perawatan setingkat rumah sakit di rumah pasien.
Pada pekan yang berakhir pada tanggal 2 Desember, jumlah orang yang terdiagnosis COVID-19 di Singapura mencapai 32.035, menjadi rekor tertinggi sepanjang tahun 2023. Kementerian Kesehatan Singapura meningkatkan kewaspadaan pada tanggal 8 Desember, sambil meyakinkan masyarakat bahwa meskipun angka ini tinggi, tidak sebanding dengan kondisi selama puncak pandemi. Mereka juga menegaskan bahwa varian yang beredar tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah. DMS/Dc