Jakarta – Kementerian Perdagangan mengumumkan rencana Indonesia untuk menetapkan diri sebagai pusat fesyen muslim dunia pada tahun 2024. Langkah ini sejalan dengan upaya berkelanjutan untuk mempromosikan produk halal Indonesia ke panggung global.
“Dalam tahun mendatang, fesyen muslim kita akan mengumumkan sebagai pusat fesyen modest dunia sesuai dengan arahan dari Wakil Presiden dan Presiden bahwa kita akan menjadi pusat fesyen modest dunia,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Didi Sumedi, saat menyampaikan hasil kinerja ekspor produk halal Indonesia di Jakarta.
Didi menyatakan bahwa Indonesia bersiap untuk mengukuhkan posisinya sebagai pusat fesyen modest global, sesuai dengan instruksi dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dia menekankan kolaborasi aktif antara Kemendag, Bank Indonesia, dan Kemenkop UKM untuk mengangkat fesyen Indonesia ke level internasional.
Fesyen modest menekankan penutupan tubuh yang lebih sopan tanpa menampilkan lekuk tubuh secara berlebihan. Konsep ini telah mendapatkan popularitas karena mampu menyatukan nilai-nilai religius dengan tren fesyen.
“Dari pihak Bank Indonesia dan Kemenkop UKM, kami terus mempromosikan fesyen muslim ke pasar global,” tambah Didi.
Dia menjelaskan bahwa upaya dilakukan dengan mengikutsertakan fesyen Indonesia dalam berbagai acara fesyen bergengsi seperti New York Fashion Week, Paris Fashion Week, London Fashion Week, dan Jakarta Muslim Fashion Week.
Indonesia bertekad untuk menguasai panggung global dengan fokus pada pasar-pasar kunci yang mendukung eksistensi fesyen muslim Indonesia di kancah internasional.
“Kami akan mengangkat fesyen modest atau fesyen muslim kita di panggung internasional, karena kami berpartisipasi dalam platform-platform fesyen terkemuka di dunia,” papar Didi.
Menurutnya, perbedaan utama antara fesyen modest dan fesyen muslim terletak pada penggunaan hijab. Fesyen tanpa hijab disebut fesyen modest, sementara yang menggunakan hijab disebut fesyen muslim.
Sementara itu, Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Arief Hartawan, menyatakan kesiapannya dalam mendukung visi Indonesia sebagai pusat fesyen modest dunia. Ia menekankan bahwa dengan para desainer Indonesia dan kekayaan wastra lokal, Indonesia dapat bersaing di panggung fesyen global.
“Desainer-desainer kita memiliki bahan baku wastra yang luar biasa, dari Sabang hingga Merauke. Kain tenun dan batik dapat dimodifikasi menjadi produk yang sangat bernilai,” ungkapnya.
Harapannya, Indonesia Fashion Week Modest Fashion akan diakui dalam kalender fesyen global, menciptakan dampak positif dalam dunia fesyen internasional. DMS/Ac