Moskow – Pemerintah Rusia dengan tegas membantah tuduhan yang dilayangkan oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya terkait adanya kerja sama teknis militer ilegal antara Rusia dan Korea Utara (Korut), demikian disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Jumat (26/1).
Dalam konferensi pers di Moskow, Zakharova menegaskan bahwa cerita tentang kerja sama militer antara Rusia dan Korut hanyalah rekayasa dari pihak Amerika Serikat. Menurutnya, tujuan di balik tuduhan tersebut adalah agar Korea Selatan (Korsel) berada di pihak Amerika Serikat dalam konflik Rusia-Ukraina.
Zakharova mencatat bahwa perwakilan militer Korsel mulai mengutarakan wacana bantuan militer untuk Ukraina setelah muncul rumor terkait kerja sama antara Moskow dan Pyongyang. Dia menyatakan bahwa Amerika Serikat menyebarkan gosip dengan maksud untuk mencari sumber tambahan guna mengisi persediaan senjata Ukraina dan memperluas infrastruktur militer di kawasan Asia-Pasifik.
“Rusia memiliki hak untuk menjalin hubungan persahabatan dengan Korut. Kerja sama dengan negara ini telah terbentuk dalam sejarah panjang, tidak mengancam keamanan negara tetangga, dan telah teruji oleh waktu,” ujar Zakharova.
Menanggapi rencana NATO untuk menggelar latihan militer skala besar yang diberi nama Steadfast Defender 2024 di dekat perbatasan Rusia, Zakharova mengecamnya sebagai tindakan “provokatif” yang dapat memperburuk situasi dan meningkatkan risiko insiden militer, dengan potensi konsekuensi tragis bagi Eropa.
Meskipun kelompok pasukan dari 31 negara anggota NATO dan Swedia akan berada di dekat perbatasan Rusia selama berbulan-bulan, Zakharova menegaskan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menyerang negara-negara NATO.
Tak hanya itu, Zakharova juga mengkritik potensi bergabungnya Swedia ke dalam NATO, menyatakan bahwa langkah tersebut akan berdampak negatif terhadap stabilitas di Eropa Utara dan wilayah Baltik. Dia menilai bahwa keluar dari kebijakan nonblok militer yang telah lama dianut dan bergabung dengan blok yang secara terang-terangan bersikap hostil terhadap Rusia tidak akan meningkatkan rasa aman di kalangan masyarakat Swedia.
Rusia berencana mengambil langkah-langkah responsif terkait kemungkinan masuknya Swedia ke NATO, tergantung pada jenis sistem yang akan diterapkan oleh NATO di Swedia. Saat ini, Hongaria menjadi satu-satunya negara anggota NATO yang belum meratifikasi aksesi Swedia, yang memerlukan dukungan suara penuh dari semua anggota NATO. Undang-undang yang menyetujui keanggotaan Swedia di NATO telah disahkan oleh parlemen Turki pada Kamis (25/1). DMS/Ac