Berita Malteng, Masohi – Warga lima negeri yang mendiami kawasan pegunungan Seram Utara, Maluku Tengah meminta pihak kontraktor segera menyelesaikan pembangunan jembatan Kaloa 2.
Pasalnya hingga saat ini terdapat satu dari enam jembatan menuju negeri Kaloa, Elemata, Hatuolo, Maraina dan Manusela, belum diselesaikan pihak kontraktor.
Jembatan Kaloa 2 tersebut dikerjakan oleh CV Cahaya Pratama tahun 2023 dengan nilai kontrak Rp 821.000.000 berasal dari Dana Aloksi Umum (DAU) Tahun 2023.
Ditemui DMS Media Group, Saniri Negeri Hatuolo, Ongen Itihuni, meminta pihak kontraktor segera menyelesaikan pekerjaan jembatan itu, sekaligus meminta instansi terkait untuk mengevaluasi kerja kontraktor yang mengerjakan proyek jambatan tersebut.
Diakui kesulitan terbesar yang dihadapi warga lima negeri tersebut yakni infrastruktur jalan. Jalan yang dibangun tahun 2014 menuju ke lima desa, baru sebatas sirtu dan kondisinya sudah rusak parah.Dimana mana-terdapat lubang dan kondisinya becek dikala hujan.
Sudah bertahun- tahun warga lima negeri yang mendiami kawasan pegunungan itu masih terisolasi dari berbagai program pembangunan, infrastruktur, penerangan, ekonomi,pendidikan dan kesehatan.
Kurangnya tenaga kesehatan dan pendidikan menambah buram potert kehidupan warga lima negeri tersebut.
Disebutkan Itihuni, untuk mengevakuasi warga yang sakit butuh waktu lebih dari 10 jam perjalan. Bahkan tak jarang ada yang meninggal dalam perjalanan sebelum tiba di puskesmas atau rumah sakit terdekat.
Diapun meminta keseriusan pemerintah baik Kabuaten Provinsi hingga Pusat untuk menjawab kebutuhan pembangunan bagi warga pegunungan itu
Harapan yang sama juga disuarakan Guru SD Kaloa Popie Mainassy. Dikatakan untuk sampai di Kaloa dirinya harus berjalan kaki selama 9 jam dari desa Siatele.
Dikaui kondisi tempuh yang cukup berat dan jauh membuat petugas kesehatan maupun tenaga pendidik enggan untuk berdinas disana.
Kendala lain yang dihadapi warga kata Popie adalah penerangan. Warga masih menggunakan lampu pelita untuk menerangi rumah mereka.
Popie berharap pemerintah bahkan meminta Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan keinginan warga memperoleh akses jalan yang baik untuk menjawab rentang kendali yang selama ini dirasakan warga lima negeri itu.
Kepala Desa (Raja) negeri Kaloa Joseph Tamala mengaku, kondisi lima desa di pegunungan sangat mebutuhakan sentuhan pembangunan terutama akses jalan.
Dikemukakan usulan pembangunan jalan sudah sering disampaikan dalam setiap Musrembang dari tingkat desa ke kecamatan hingga Provinsi Maluku, namun tidak ada realisasi sampai saaat ini
Padaha sumber daya alam lsebagai penopang kehidupan warga di lima negeri cukp melimpah. Namun untuk menjual hasil bumi yang digarap harus mereka tandu berpuluh kilometer.
Setiap pijakan kaki sangat beresiko dan berbahaya. Warga harus melewati pegunungan dan perbukitan, menyusuri jalan berbatu dengan batang pohon yang melintang ditengah jalan.
Terkadang harus bertarung nyawa menyebrangi aliran sungai besar, agar bisa sampai ke jalan trans seram untuk selanjutnya menjual hasil bumi ke pasar atau sekedar menyenguk sanak keluarga yang tinggal di negeri lain.DMS