Jakarta (MataMaluku) – Komando Armada RI TNI Angkatan Laut dan Badan Narkotika Nasional (BNN) RI berhasil memusnahkan 87,75 kilogram kokain dan 1,65 kilogram sabu hasil sitaan dari dua operasi di wilayah perairan terluar Indonesia pada bulan September 2024. Acara pemusnahan ini dilakukan pada Kamis (19/9) di Markas Komando Koarmada RI, Jakarta.
Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol. I Wayan Sugiri, mengungkapkan bahwa barang bukti yang dimusnahkan telah menyelamatkan 165.500 nyawa warga Indonesia dari ancaman narkoba. “Jika narkoba ini tersebar, dampaknya sangat besar, dan ini adalah langkah strategis dalam melindungi masyarakat,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Panglima Komando Armada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata.
Operasi pertama dilakukan oleh kapal patroli TNI AL, KAL Pandang I-1-72, dari Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Asahan. Berbekal informasi dari intelijen TNI, BIN, BAIS, Polri, dan BNN, tim reaksi cepat menemukan 84,75 kilogram kokain yang terapung di perairan dekat Pulau Berhala, Sumatera Utara, pada 16 September. Paket kokain ini diduga diperdagangkan dengan modus “drop and float”, di mana kokain ditinggalkan di titik koordinat tertentu untuk kemudian diambil oleh penerima. Namun, sebelum sampai ke tangan penerima, TNI AL berhasil mengamankan kokain senilai Rp423,75 miliar.
“Nilai kokain di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bali bisa mencapai Rp5 juta per gram, sehingga ini merupakan upaya signifikan dalam menggagalkan penyelundupan,” kata Pangkoarmada I, Laksamana Muda TNI Yoos Suryono Hadi.
Sementara itu, operasi kedua berhasil mengamankan 1,65 kilogram sabu dari tangan seorang kurir berinisial T di Pulau Sebatik, perbatasan Indonesia-Malaysia, pada 17 September. Kurir ini ditangkap saat berusaha menyeberang ke Tarakan. Pangkoarmada II, Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo, menjelaskan bahwa daerah Sebatik dikenal sebagai jalur penyelundupan narkoba dan barang ilegal. “Keberhasilan ini didukung oleh data intelijen yang valid dan kerja sama antarinstansi seperti TNI AL, BAIS, BNN, Satgas Marinir, dan Satgas Kopaska,” jelasnya.
Panglima Komando Armada RI, Laksamana Madya TNI Denih Hendrata, menegaskan pentingnya kolaborasi antarinstansi penegak hukum dalam memberantas penyelundupan narkoba, terutama dengan kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan wilayah perairan luas. “Tanpa kerja sama yang kuat dan teknologi yang mendukung, akan sulit memberantas narkoba di negara kepulauan seperti Indonesia,” tutupnya. DMS/AC