Jakarta (DMS) – Kapolsek Manipa, Polres Seram Bagian Barat, Polda Maluku, Ipda Edwin Ricardo Mangare, ingin menjadikan wilayah hukumnya daerah bebas sampah. Ipda Edwin memanfaatkan sampah plastik untuk diolah menjadi eco pillow atau bantal ramah lingkungan.
Sejak bertugas sebagai Kapolsek Manipa pada Maret lalu, Ipda Edwin ingin membuat inovasi baru. Dia pun memetakan permasalahan di Kecamatan Kepulauan Manipa yang merupakan daerah pesisir. Dia melihat masih banyak sampah plastik yang berserakan di sepanjang pantai.
“Karena kita beda dengan daerah lain, kalau daerah lain dia tempat pengolahan sampah dengan truk diangkut, kita tidak ada jalan lintas, jadi tetap sampahnya masyarakat ke arah laut. Sampah plastik kan bisa sampai puluhan bahkan ratusan tahun baru bisa diurai, pasti berdampak ke ekosistem dan biota laut,” kata Edwin saat berbincang dengan detikcom melalui sambungan telepon, Rabu (2/10/2024).
Ipda Edwin menjadi salah satu kandidat yang diusulkan untuk Hoegeng Corner. Ipda Edwin dinilai mengurangi sampah dengan cara mengolah menjadi bantal plastik.
Ipda Edwin kemudian menghubungi pihak bank sampah yang dikenalnya. Kemudian, dia bertanya terkait pengelolaan sampah menjadi barang yang bisa digunakan namun tidak membutuhkan banyak biaya.
“Saya cerita kira-kira kalau plastik bisa diolah jadi apa saja, katanya bisa jadi eco paving, kemudian bisa dibuat eco pillow yang bantal ramah lingkungan. Saya tertariknya yang sederhananya,bantal,” kata Edwin.
Inovasi Kapolsek Manipa Ipda Edwin Ricardo Mangare mengolah sampah jadi eco pillow. Ipda Edwin juga membuat rumah baca untuk anak-anak.Inovasi Kapolsek Manipa Ipda Edwin Ricardo Mangare mengolah sampah jadi eco pillow. (Foto: dok. Istimewa)
Menurut Ipda Edwin, pembuatan eco pillow sangat sederhana. Pertama sampah plastik dikumpulkan, kemudian dicuci hingga bersih lalu digunting menjadi bagian-bagian kecil.
Plastik yang telah digunting itu dibungkus dengan plastik bening hingga menjadi bantal atau eco pillow. Kemudian eco pillow yang sudah jadi itu dibungkus dengan sarung bantal.
“Misalnya pembungkus wafer, jadi kita kumpul semua, kemudian kita harus bersihkan, kita keringkan, kita gunting. Kalau kresek merah yang besar itu kita butuhkan sekitar 9 untuk bisa jadi satu bantal kursi, kurang lebihnya gitu,” kata dia.
Inovasi Kapolsek Manipa Ipda Edwin Ricardo Mangare mengolah sampah jadi eco pillowInovasi Kapolsek Manipa Ipda Edwin Ricardo Mangare mengolah sampah jadi eco pillow (Foto: dok. Istimewa).
Biasanya Ipda Edwin mengajarkan anak-anak membuat bantal ramah lingkungan dari plastik ini pada sore hari. Sebelumnya, dia mengajak anak-anak untuk mengumpulkan sampah plastik di lingkungan sekitar kemudian dibersihkan.
“Kalau sore-sore kan biasanya mereka main bola di depan Polsek nih, jadi saya suruh mereka kumpul plastik, nanti baru kita sama-sama anggota Polsek kita gunting,” tutur Edwin.
Selain itu, Ipda Edwin juga mengerahkan Bahbinkamtibmas untuk menerapkan program ini di wilayah binaannya masing-masing. Di Manipa sendiri, ada 7 desa dengan total penduduk sekitar 6.000 jiwa.
“Saya sudah mengerahkan Bhabinkamtimbas, kami di sini 7 desa terus ada dusun-dusunnya juga. Saya sudah arahkan dia, jadi tidak terfokus di Polsek saja, di sana juga kerja,” kata Edwin.
Inovasi Kapolsek Manipa Ipda Edwin Ricardo Mangare mengolah sampah jadi eco pillow. Ipda Edwin juga membuat rumah baca untuk anak-anak.Pembuatan eco pillow yang dikelola oleh Bhabinkamtibmas. (Foto: dok. Istimewa)
Selain itu, Ipda Edwin ingin menggandeng sekolah yang ada di Manipa untuk membuat kerajinan tangan eco pillow. Menurutnya, cara ini sangat efektif untuk mengurangi sampah plastik. Sebab, membuat satu batal ramah lingkungan dibutuhkan 9 kantong sampah plastik.
“Satu anak saja sudah punya 1 eco pillow, berarti bisa dipastikan sampah di Manipa ini bukan hanya dikurangi, tapi mungkin sudah langka nanti, target saya itu,” kata dia.
Ke depannya, Ipda Edwin ingin mengembangkan pengelolaan sampah botol plastik menjadi eco paving. Namun, kata dia, membuat paving block dari sampah plastik membutuhkan cetakan sehingga harus dilakukan persiapan yang lebih matang.
“Memang penerapan sekarang saya masih ke eco pillow, ke depan mau eco paving, tapi kendalanya saya harus siapkan cetakan. Karena eco paving bisa mengatasi sampah seperti botol plastik. Saya fokus ke eco pillow bisa manual kan, kalau eco paving menggunakan kayu bakar dan pakai cetakan,” tuturnya.
Inovasi Kapolsek ManipInovasi Kapolsek Manipa Ipda Edwin Ricardo Mangare mengolah sampah jadi eco pillow. Ipda Edwin juga membuat rumah baca untuk anak-anak.Eco pillow yang sudah jadi. (Foto: dok. Istimewa)
Ipda Edwin berharap eco pillow ini menjadi budaya masyarakat untuk mengelola sampah. Sehingga, kegiatan ini terus dilakukan ke depannya.
“Harapan saya selama jadi Kapolsek di sini, mungkin saya tidak bisa meninggalkan hal lain, tapi saya bisa meninggalkan satu kebiasaan anak-anak bisa mengolah sampah dengan baik, sehingga suatu ketika saya tidak menjabat di sini lagi, semacam disiplin sudah dibentuk di sini, budaya mereka mengelola eco pillow,” jelasnya.
Bikin Walang Baca
Selain pengelolaan sampah, Ipda Edwin juga membudayakan membaca bagi anak-anak. Dia membuat program bernama Walang Baca.
“Walang dalam bahasa Ambon adalah rumah kebun. Kami mengisi wilayah yang belum ada sekolah dan hambatan internet, solusinya rumah baca,” tutur dia.
Program rumah baca ini baru didirikan pada 12 Agustus lalu. Dusun Samala, Desa Luhutuban menjadi percontohan. Walang baca ini biasanya dilakukan di halaman rumah warga atau di pinggir pantai. Sehingga anak-anak bisa belajar dalam suasana santai sambil menikmati alam.
“Kita membuat semacam rumah baca yang di dalamnya ada berbagai literasi kemudian bacaan untuk ilmu pengetahuan, sehingga anak-anak walaupun terhambat dengan jaringan internet yang masih belum memadai juga sekolah yang belum ada di wilayahnya, dengan adanya walang baca ini bisa membangkitkan semangat literasi bagi anak-anak,” tutur dia.
Inovasi Kapolsek Manipa Ipda Edwin Ricardo Mangare mengolah sampah jadi eco pillow. Ipda Edwin juga membuat rumah baca untuk anak-anak.Inovasi Kapolsek Manipa Ipda Edwin Ricardo Mangare mengolah sampah jadi eco pillow. Ipda Edwin juga membuat rumah baca untuk anak-anak. (Foto: dok. Istimewa)
Walang Baca ini dikoordinasi oleh Bhabinkamtibmas bersama Bhabinsa DNI. Ipda Edwin mengatakan program ini dikelola bersama kolaborasi TNI dan Polri.
“Kami mengarahkan Bhabinkamtibmas dan kerja sama dengan Bhabinsa,” pungkasnya.DMS/DC