Jakarta (DMS) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2029 bukanlah sesuatu yang mustahil. Hal ini dianggap realistis, mengingat Indonesia pernah mencatatkan pertumbuhan serupa pada masa lampau.
“Sebagaimana telah disampaikan Presiden, pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 8 persen pada tahun 2029. Ini bukan sesuatu yang mustahil, mengingat Indonesia pernah mencapai rata-rata pertumbuhan 7,3 persen pada periode 1986-1997, bahkan menyentuh 8,2 persen pada tahun 1995,” ujar Airlangga saat membuka Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di Jakarta, Rabu.
Menurut Airlangga, pemulihan ekonomi global belum sepenuhnya kembali seperti sebelum pandemi COVID-19, dengan rata-rata pertumbuhan global saat ini berada di kisaran 3 persen. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ia menegaskan bahwa diperlukan sumber-sumber pertumbuhan baru, serta adaptasi teknologi dan inovasi agar pendapatan nasional dapat meningkat.
“Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini masih berada pada angka rata-rata 3 persen. Maka dari itu, kita perlu mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan baru, adaptasi teknologi, dan inovasi untuk mencapai pendapatan yang lebih tinggi,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut ekonomi dan keuangan syariah sebagai salah satu penggerak utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan risiko pertumbuhan ekonomi global yang rendah dan tingginya tingkat utang, mendorong pemerintah untuk melakukan reformasi pro-pertumbuhan. Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, dalam konferensi pers pada Pertemuan Tahunan IMF dan World Bank Group 2024, menyampaikan bahwa kondisi ini dapat mengakibatkan rendahnya pendapatan, berkurangnya lapangan kerja, serta terbatasnya pendapatan pemerintah untuk investasi jangka panjang.
Dalam laporan prospek ekonomi global terbaru, IMF mempertahankan proyeksi pertumbuhan global 2024 sebesar 3,2 persen, konsisten dengan proyeksi Juli lalu. Prospek pertumbuhan untuk lima tahun ke depan diprediksi lesu, dengan rata-rata sebesar 3,1 persen—tingkat terendah dalam beberapa dekade terakhir.DMS/AC