Ternate (DMS) – Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, mengevakuasi warga dari enam desa di Kecamatan Tabaru pada Rabu (15/1) malam akibat erupsi Gunung Ibu yang statusnya dinaikkan ke Level IV (Awas).
“Evakuasi dilakukan untuk mengantisipasi dampak abu vulkanik dan lava pijar,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Halmahera Barat, Irfan Idrus, Kamis dini hari.
Proses evakuasi melibatkan TNI dan Polri, dimulai dari Desa Sangaji Nyeku dan dilanjutkan ke Desa Tuguis, Togoreba Sungi, Borona, Soa Sangaji, dan Todoku.
Warga dipindahkan ke lokasi pengungsian di gereja Desa Tongute Sungi dan Desa Akesibu yang mampu menampung sekitar 3.000 jiwa.
Gunung Ibu mengalami erupsi pada Rabu pagi (15/1) pukul 07.11 WIT dengan kolom abu mencapai 4.000 meter dan lontaran awan panas sejauh 500 meter ke arah utara kawah. Suara dentuman dan gemuruh terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Api.
Imbauan untuk Masyarakat
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati radius lima kilometer dari kawah aktif serta sektoral enam kilometer di arah utara.
Warga juga diminta mengenakan masker dan kacamata saat terjadi hujan abu serta mewaspadai potensi aliran lahar di sungai berhulu di puncak gunung.
Kepala BPBD Maluku Utara, Fehby Alting, mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh isu tidak benar. “Ikuti arahan BPBD dan PVMBG demi keselamatan bersama,” katanya.
Erupsi ini berdampak langsung pada enam desa di kawasan rawan bencana kaki Gunung Ibu. Pemkab Halmahera Barat telah menetapkan status tanggap darurat melalui Surat Keputusan Bupati Nomor 33/KPTS/I/2025.DMS/AC