Ambon, Maluku (DMS) – Dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947, umat Hindu di Kota Ambon akan menggelar Pawai Ogoh-ogoh pada Jumat (28/3).
Kegiatan ini akan dimulai pukul 15:00 WIT dengan rute yang melintasi sejumlah jalan utama di Kota Ambon, dimulai dari Lapangan Merdeka, melewati Monumen Gong Perdamaian Dunia, Jalan DI Panjaitan, Jalan Pattimura, Jalan Ahmad Yani, Jalan Diponegoro, Jalan AM Sangadji, Jalan AY Patty, dan berakhir kembali di Lapangan Merdeka.
Ketua Panitia Hari-hari Besar Agama Hindu Provinsi Maluku, I Made Adiyasa, menyatakan bahwa Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, akan membuka secara resmi Pawai Ogoh-ogoh tersebut.
Sebelumnya, umat Hindu akan melaksanakan upacara Tawur Kesanga di kawasan Monumen Gong Perdamaian Dunia Ambon pada pukul 11.00 WIT.
Sebagai bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947, umat Hindu di Kota Ambon telah menggelar upacara Melasti di kawasan Pantai Halong, Ambon, pada Kamis (27/3).
Tahun ini, perayaan Nyepi mengusung tema “Manawasewa, Madawasewa: Mewujudkan Indonesia Emas 2045.”
Ogoh-ogoh merupakan bagian dari upacara Tawur Kesanga yang bertujuan untuk mengusir roh jahat sebelum umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian.
Ogoh-ogoh biasanya berbentuk raksasa dengan wajah menyeramkan, yang melambangkan Sang Butha atau simbol kejahatan yang harus disingkirkan dari semesta. Selain itu, Butha juga mencerminkan hawa nafsu jahat yang harus dikendalikan dalam diri manusia.
Nama ogoh-ogoh berasal dari istilah “ogah-ogah” dalam bahasa Bali, yang berarti digoyang-goyangkan. Sejak Hari Raya Nyepi ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 1983, tradisi pawai Ogoh-ogoh menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Nyepi setiap tahunnya.
Setelah diarak, ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol pembersihan alam dan penolak bala dari berbagai bentuk kejahatan.DMS