Padang (DMS) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Sumatera Barat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa bumi dan tsunami, mengingat wilayah tersebut berada di zona tektonik aktif.
“Kita hidup di zona Subduksi, Megathrust, dan Patahan Sumatera yang sangat aktif secara seismik,” kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, di Padang, Jumat (14/18).
Ia menjelaskan, Provinsi Sumbar dilintasi oleh lima segmen patahan aktif yakni Barumun, Angkola, Sianok, Sumani, dan Suliti. Kelima segmen ini berpotensi memicu gempa dengan magnitudo antara 6 hingga 7,4.
Berdasarkan kajian BMKG, wilayah pesisir barat Sumatera seperti Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Pesisir Selatan, hingga Kepulauan Mentawai memiliki ancaman terbesar dari aktivitas Megathrust. Zona ini diperkirakan dapat menghasilkan gempa berkekuatan hingga magnitudo 8,9 disertai gelombang tsunami.
Sementara itu, wilayah tengah seperti Kota Padang Panjang, Kabupaten Pasaman, Bukittinggi, Solok, dan Solok Selatan memiliki potensi gempa kembar akibat aktivitas Patahan Semangko atau Sumatera Fault System, seperti yang terjadi pada 1926, 1943, dan 2007.
“Artinya, masyarakat wajib mengetahui potensi bencana di sekitarnya. Pemerintah juga berkewajiban melakukan edukasi dan membangun kapasitas mitigasi,” ujar Suaidi.
Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, BMKG bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mengembangkan program desa tangguh bencana (Destana). Kementerian Sosial juga menggagas program serupa melalui Tagana (Taruna Siaga Bencana).
Selain itu, BMKG bersama pihak terkait memperkuat program “Masyarakat Siaga Tsunami” yang mengacu pada agenda mitigasi bencana dari UNESCO.DMS/AC