Ambon, Maluku (DMS) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode pancaroba atau peralihan musim yang diperkirakan berlangsung pada April hingga Mei 2025.
Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon menyampaikan bahwa selama masa peralihan ini, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat berdurasi singkat, disertai kilat, petir, angin kencang, hingga potensi angin puting beliung.
Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Kamari, menjelaskan bahwa berdasarkan analisis dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, saat ini intensitas curah hujan di wilayah Maluku masih tergolong normal. Meski demikian, masyarakat tetap diminta untuk waspada mengingat kondisi cuaca bisa berubah secara tiba-tiba selama pancaroba.
Menurtnya beberapa hari terakhir Kota Ambon memang diguyur hujan, namun intensitasnya belum konsisten dan masih di bawah ambang batas yang digunakan untuk menentukan awal musim hujan.
Ia menambahkan, berdasarkan data pengamatan tim operasional Stasiun Meteorologi Pattimura, hujan dengan intensitas tinggi sempat tercatat pada Sabtu, 19 April 2025, yaitu sekitar 68 mm. Namun, hal itu belum bisa dijadikan indikator penentu awal musim hujan.
Saat ini, wilayah Ambon masih berada dalam fase transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Ciri khas dari periode pancaroba antara lain adalah hujan yang biasanya turun pada sore hingga malam hari, setelah suhu udara terasa panas dan terik pada pagi hingga siang.
Dijelaskan karakteristik hujan pada masa pancaroba umumnya tidak merata, bersifat lokal, dan terjadi dalam durasi yang singkat dengan intensitas sedang hingga lebat. Jika kondisi atmosfer labil, potensi terbentuknya awan CB akan meningkat.
BMKG juga mencatat adanya beberapa fenomena atmosfer yang masih cukup aktif dan dapat memicu peningkatan curah hujan, disertai kilat dan angin kencang di wilayah Maluku.
Masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan di tengah perubahan cuaca yang cepat dan tidak menentu. Perpaduan antara cuaca panas dan hujan yang silih berganti dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Selain itu, warga diharapkan menyesuaikan aktivitas di luar ruangan dengan kondisi cuaca, serta menggunakan perlindungan seperti payung, topi, atau jas hujan.
Memasuki masa peralihan musim, potensi angin kencang juga meningkat. Untuk itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca dan memperhatikan peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG melalui kanal resminya.DMS