Ambon, Maluku (DMS) – Hujan deras yang mengguyur Kota Ambon selama lebih dari tiga jam pada Jumat (16/5/2025) pagi menyebabkan Sungai Wailawa di Desa Tawiri, Kecamatan Teluk Ambon, meluap.
Kondisi ini memicu kepanikan di kalangan warga yang bermukim di sepanjang bantaran sungai karena khawatir terjadi banjir besar.
Ketua RT 002/RW 005 Desa Tawiri, Markus Maspaitella, mengungkapkan bahwa bronjong penahan air yang ada di sekitar sungai telah beberapa kali rusak akibat kuatnya arus sungai.
Menurutnya, usulan pembangunan talud permanen telah diajukan kepada sejumlah pihak, mulai dari Pemerintah Kota Ambon, Pemerintah Provinsi Maluku, Balai Wilayah Sungai Maluku, hingga DPRD Provinsi Maluku, namun belum membuahkan hasil.
“Yang direalisasikan selama ini hanya pembuatan bronjong, padahal kami warga menginginkan pembangunan talud yang kokoh dan permanen,” ujar Maspaitella.
Senada dengan itu, Ketua RW 005 Nus Hiariej menyatakan bahwa bronjong hanya bertahan sekitar 15–25 tahun dan tidak cukup melindungi pemukiman warga dari ancaman luapan air sungai.
“Talud pernah dibangun di bagian hulu sungai yang jauh dari permukiman warga, sehingga tidak efektif. Talud justru dibutuhkan di sekitar permukiman padat penduduk, bukan hanya di area lapangan sepak bola milik desa,” tegas Hiariej.
Ia menambahkan bahwa persoalan ini sempat disampaikan kepada Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena saat masih menjabat sebagai Penjabat Wali Kota, namun tanggapan yang diterima dianggap kurang memuaskan. Hingga kini, pembangunan talud permanen masih belum direalisasikan.
Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret guna mengantisipasi risiko banjir dan mencegah terulangnya tragedi banjir besar seperti yang terjadi pada 2012 lalu.DMS