Masohi, Maluku Tengah (DMS) – Muatan kelapa sawit yang melebihi kapasitas diduga menjadi salah satu penyebab ambruknya Jembatan Wai Besi VI di ruas Jalan Trans Seram, tepatnya pada jalur Saleman–Besi, Kabupaten Maluku Tengah.
Ketua DPRD Maluku Tengah, Herry Men Carl Haurissa, menyoroti persoalan tersebut. Menurutnya, hasil perhitungan sementara menunjukkan truk pengangkut sawit milik PT Nusa Ina Group kerap membawa muatan melebihi daya tampung jembatan.
“Hampir setiap hari jembatan tersebut dilalui truk bermuatan sawit dengan bobot yang diduga melampaui batas. Ini yang kemudian menjadi salah satu faktor penyebab jembatan cepat rusak hingga akhirnya ambruk,” tegas Haurissa.
Ia menambahkan, DPRD mendorong adanya evaluasi bersama pemerintah daerah dan pemerintah provinsi terkait pengangkutan hasil perkebunan di jalur itu.
“Pemerintah kabupaten dan provinsi harus segera duduk bersama untuk membahas persoalan ini. Jangan sampai kasus serupa kembali terjadi di kemudian hari,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya peninjauan ulang konstruksi bangunan jembatan agar lebih kuat menghadapi musim penghujan. “Selama ini hampir sebagian besar kerusakan jembatan di Maluku Tengah terjadi karena konstruksi yang tidak sesuai. Ini harus menjadi perhatian serius,” tandasnya.
Sebelumnya, Jembatan Wai Besi VI ambruk pada Minggu (21/9/2025). Jembatan ini merupakan akses vital penghubung Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Timur.
Jembatan tersebut dibangun Pemerintah Provinsi Maluku pada 2001 dan mulai difungsikan pada 2009. Dengan usia mencapai 24 tahun, perbaikan baru dilakukan pada 2024 lalu, namun kini kembali ambruk.
Kasus ambruknya Jembatan Wai Besi VI menambah daftar panjang jembatan tua di Maluku yang roboh akibat faktor usia dan beban berlebihan, khususnya kendaraan pengangkut hasil perkebunan seperti kelapa sawit.DMS