[ad_1]
Sumber gambar, Omer Kuscu/Getty
Dua orang mengabadikan karangan bunga dan foto-foto korban ledakan bom di sudut jalan Istiklal, Istanbul, Turki. Enam orang meninggal akibat serangan itu.
Video itu berdurasi pendek, tapi sangat menunjukkan kondisi yang terjadi. Kerumunan orang pada Minggu sore (waktu setempat) tiba-tiba berhamburan setelah ada suara ledakan. Lidah api oranye dan asap hitam membumbung ke angkasa ketika orang-orang berlarian menyelamatkan diri.
Beberapa jam kemudian, Jalan Istiklal di pusat Kota Istanbul, Turki, kembali ramai.
Dua meja rendah ditempatkan di kedua sisi jalan, dibungkus kain dan di atasnya dihamparkan bunga-bunga anyelir merah.
Kehadiran sebuah panggung rendah ini membuat orang-orang melambatkan jalannya, dan berhenti sejenak.
Tayangan Video memperlihatkan kepada mereka apa yang terjadi di sudut jalan itu pada hari Minggu (13/11). Suasananya lantas berubah khidmat.
Sumber gambar, Onur Dogman/Getty
Dua anggota polisi melakukan patroli setelah ledakan bom terjadi di sudut jalan Istiklal, Istanbul, Turki.
Semuanya sudah siap, jalanan sudah dibersihkan. Tanda-tanda fisik bekas pembantaian dengan cepat dihilangkan.
Sebuah podium rendah berlapis beludru menggantikan bangku yang luluh-lantak di mana polisi meyakini pelaku serangan meletakkan bom sebelumnya.
Sumber gambar, Onur Dogman/Getty
Jalan Istiklal merupakan fokus kunjungan bagi wisatawan, yang datang untuk membeli kotak baklava nan manis dari toko-toko tradisional.
Tetapi ketika Anda mendongak ke atas, jendela-jendela kaca yang pecah menceritakan kisah tentang apa yang terjadi di sini.
Jalan Istiklal di Istanbul sering saya rasakan mirip definisi hidup yang sebenarnya.
Tempat ini ramai dari pagi hingga malam, dan di jalan ini, kita sering kali harus melewati gelombang pembeli yang berjalan kaki.
Jalan ini merupakan fokus kunjungan bagi wisatawan, yang datang untuk membeli kotak baklava nan manis dari toko-toko tradisional.
Suara dentingan penjual es krim tradisional Turki tidak pernah jauh dari telinga.
Sumber gambar, Onur Dogman/Getty
Dua meja rendah ditempatkan di kedua sisi jalan, dibungkus kain dan di atasnya dihamparkan bunga-bunga anyelir merah.
Dan, ruas jalan ini merupakan titik fokus bagi orang-orang Turki juga, untuk menonton hiburan jalanan, dan berbelanja.
Lorong-lorong di sepanjang jalan ini dipenuhi bar dan restoran. Ini adalah pusat dari detak jantung kota ini.
Ini bukan pertama kalinya Istanbul dihadapkan teror. Antara 2015 dan 2017 lebih dari lima ratus orang meninggal dalam serangan di Turki oleh kelompok militan Islam dan separatis Kurdi.
Bahkan Jalan Istiklal pernah menjadi saksi serangan bom bunuh diri yang menghancurkan.
Sumber gambar, CAN EROK/AFP
Anggota keluarga Yusuf Meydan dan putrinya yang berusia sembilan tahun, Ecrin Meydan, yang meninggal akibat ledakan di Istanbul.
Dan beberapa jam setelah ledakan hari Minggu lalu, rekaman lama dari ledakan itu mulai beredar kembali di media sosial.
Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu mengatakan temuan awal menunjukkan kelompok separatis Kurdi PKK berada di balik serangan hari Minggu, meskipun belum ada organisasi yang mengaku bertanggung jawab.
Dia berjanji Turki akan “segera membalas” terhadap siapa pun yang melakukan pengeboman.
PKK – Partai Buruh Kurdistan – membantah terlibat dalam ledakan itu, dengan mengatakan “kami tidak akan menargetkan warga sipil”.
Sumber gambar, Arife Karakum/Getty
Seorang warga Istanbul ikut berbelasungkawa dengan meletakkan bunga di bekas lokasi ledakan.
Ledakan itu telah melahirkan kepanikan baru di jalan-jalan kota Istanbul.
“Saya percaya pada apa yang dikatakan menteri, 100%,” kata Burhan Kizilkaya.
Dia memiliki sebuah restoran kecil tak jauh dari Jalan Istiklal.
“Ini jelas serangan teroris. Mereka membunuh orang yang tidak bersalah, dan bocah-bocah. Mereka semua harus dieksekusi.
Sumber gambar, Cemal Yurttas/Getty
Seorang ibu meratap di atas peti jenazah dua orang korban ledakan bom di Istanbul, Turki, Arzu Özsoy dan anaknya, Yağmur Uçar.
“Saya pikir walaupun keamanan di sini jauh lebih ketat, terima kasih kepada pemerintah kita, jadi saya tidak berpikir masa kegelapan akan kembali.”
Nesim Celik adalah warga negara Turki, tetapi berdarah Kurdi. Dia tidak percaya bahwa PKK bertanggung jawab atas serangan itu.
“Sekarang semua orang khawatir bahwa periode aksi kekerasan mungkin akan kembali lagi ke sini,” katanya kepada saya.
“Mereka mengatakan menjelang pemilihan Juni mendatang, serangan bom akan kembali.
“Saya tidak merasa seperti itu. Tapi setelah kemarin, sekarang saya merasakannya.”
Sumber gambar, Cem Tekkesinoglu/Getty
Proses penguburan korban ledakan bom di istanbul, Arzu Özsoy dan putrinya Yağmur Uçar.
Kenangan di sini masih segar. Anak Mecit Bal berada di jalan di luar kios keluarga kecil mereka, hanya 20 meter dari pusat ledakan. Kekuatan itu menghempaskannya ke tanah, ujar ayahnya.
“Orang-orang berlari ke arahnya, menyelamatkannya dan membawanya ke pinggir saat mereka menyelamatkan diri.
“Tapi dia hampir tidak bisa merasakannya. Ada darah di mana-mana. Ketika saya kembali, saya melihat dua mayat tergeletak di jalanan, di sini.
“Saya mengunci kios dan membawa anak saya pulang. Pagi ini keluarga saya tidak ingin saya kembali ke sini, tapi saya sudah menjalankan toko ini selama 40 tahun. Saya buka setiap jam 06:00 pagi. Jalan ini seharusnya tidak seperti ini.”
Sumber gambar, CAN EROK/AFP
Anggota militer membawa jenazah Yusuf Meydan dan putrinya Ecrin Meydan yang menjadi korban ledakan bom di Istanbul.
Dan, Adem Tursun berada di ujung Jalan Istiklal saat ledakan terjadi.
“Tiba-tiba saya melihat ambulans,” katanya, “dan saya pikir ada masalah orang sakit serius. Orang-orang berteriak, ‘ada ledakan’. Tapi itu jelas sesuatu yang luar biasa, karena begitu banyak ambulans berseliweran.”
Mengapa Anda kembali ke sini dalam waktu cepat, saya bertanya.
“Karena saya ingin melihat, saya penasaran. Saya menyeberang jalan ini setiap hari. Di sinilah kehidupan, saya mencintai jalan ini.”
[ad_2]
Source link