[ad_1]
- Daniel González Cappa
- BBC News Mundo
Sebuah tragedi lingkungan, ekonomi dan kesehatan publik. Begitulah para ahli dan ilmuwan lingkungan menggambarkan Danau Maracaibo, yang merupakan jantung industri minyak bumi Venezuela sekaligus penggerak ekonomi negara itu pada masa lampau.
Citra satelit telah mengungkapkan bagaimana air danau terbesar di Amerika Selatan itu berubah menjadi hijau, dengan garis-garis minyak muncul di permukaannya.
Terbentang seluas 13 ribu kilometer persegi dan terhubung ke Laut Karibia lewat kanal sempit, Danau Maracaibo diyakini sebagai salah satu danau tertua di dunia.
Bukan hanya jantung industri minyak bumi Venezuela selama beberapa dekade, danau ini juga mendongkrak kesejahteraan kota terbesar kedua di negara itu.
Danau ini juga memberi penghidupan bagi banyak orang yang menangkap ikan, kepiting dan udang, baik untuk dikonsumsi atau dijual.
Sejumlah foto yang dirilis oleh Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru-baru ini mengungkap pusaran polutan berwarna hijau, coklat dan abu-abu yang terbawa arus alami dan tersebar di sekitar danau.
Seorang ahli biologi, Yurasi Briceño, yang telah meneliti danau itu itu sejak 2017, menyebut warna hijau disebabkan ganggang yang memakan nutrisi yang ada di perairan danau.
Meskipun ini mungkin tidak terdengar bermasalah, bagi industri perikanan, ini adalah tragedi, kata Briceño kepada BBC
Alga atau ganggang terbentuk dari cyanobacteria, sejenis bakteri yang dapat berfotosintesis dan tumbuh dengan mengonsumsi nutrisi seperti nitrogen dan fosfor.
Alga ini dipicu pembuangan limbah rumah tangga dan industri ke danau. Limbah menyebabkan nitrogen menumpuk dan alga berkembang biak di permukaan danau.
Briceño berkata, alga membentuk lapisan yang menghalangi sinar matahari dan mencegah tumbuh-tumbuhan di dasar danau tumbuh secara alami.
Alga juga menghalangi proses fotosintesis, membatasi oksigen dan menghabiskan populasi ikan dan spesies lainnya.
“Ketika terjadi ledakan besar alga, mereka mulai mengonsumsi oksigen yang terlarut dalam air. Tidak ada oksigen yang tersedia untuk semua organisme yang membutuhkannya,” kata Briceño.
“Kemudian Anda mulai melihat hilangnya populasi ikan juga.”
Alga juga dapat memiliki komponen beracun bagi manusia.
“Ketika ikan memakan alga dan ikan itu kemudian dimakan manusia, komponen ini masuk ke tubuh manusia. Anda akan mulai melihat dampak kesehatan dari akumulasi itu.”
Kebocoran minyak
Namun kebocoran minyak yang terdeteksi citra satelit adalah yang paling mengkhawatirkan para ilmuwan. Danau Maracaibo adalah salah satu zona produksi minyak terbesar di Venezuela dan menjadi simbol tradisional industri itu.
Bagaimanapun, industri itu sekarang membahayakan satwa liar, kualitas air dan kesehatan manusia.
Eduardo Klein ilmuwan di Pusat Keanekaragaman Hayati Laut di Simón Bolívar University, mengatakan bahwa ada lebih dari 10 ribu fasilitas minyak di dalam dan di sekitar danau. Ribuan kilometer pipa terbentang di bawah permukaan danau.
Beberapa jaringan pipa itu berusia lebih dari 50 tahun dan tidak terawat dengan baik. “Mereka adalah instalasi yang sangat tua, sering gagal berfungsi, dan bocor hampir terus-menerus,” kata Klein.
Klein memeriksa citra satelit setiap hari untuk menemukan kebocoran baru.
“Bukan hanya foto yang ditunjukkan NASA,” katanya.
“Setiap kali Anda melihat citra satelit Danau Maracaibo, Anda dapat menemukan kebocoran minyak yang terjadi di berbagai tempat, baik di atas danau atau di pantai, terutama di pantai timur,” ucapnya.
BBC berulang kali menghubungi Kementerian Rakyat untuk Ekososialisme Venezuela dan Kementerian Perminyakan, tapi para pejabat mengaku tidak berwenang berbicara kepada media.
José Lara, kepala keselamatan maritim di otoritas perairan Venezuela, menyebut bahwa kebocoran pipa berpotensi terjadi.
Ketika ditanya tentang sejumlah citra satelit NASA, dia tidak dapat menegaskan temuan itu.
Perawatan yang buruk
Para ilmuwan menghadapi kendala untuk memperkirakan volume minyak yang tumpah dan jumlah insiden. Penyebabnya, hanya ada sedikit data resmi dan sejumlah citra satelit pun dikaburkan awan.
Gambar radar adalah sumber alternatif, tetapi mereka juga tidak akan memberikan akurasi, kata Klein.
Selama bertahun-tahun, perusahaan minyak raksasa milik pemerintah Venezuela, PDVSA, mempertahankan sistem yang efektif untuk pemantauan udara dan pengendalian tumpahan.
“Tumpahan terjadi tetapi dapat diatasi dengan sangat cepat,” kata Klein. Namun situasinya tidak lagi seperti itu.
Klein berkata, sebuah pipa yang mengalirkan minyak dari Danau Maracaibo ke kilang Cardón dan Amuay di negara bagian tetangga Falcón pecah setidaknya lima kali di lima tempat berbeda hanya dalam waktu setahun.
“Dan dari apa yang bisa kita lihat, dibutuhkan waktu hingga satu bulan untuk memperbaiki itu. Bayangkan satu bulan mengeluarkan hidrokarbon,” kata Klein.
Danau Maracaibo bukan satu-satunya tempat di Venezuela yang mengalami tumpahan minyak dalam beberapa tahun terakhir.
Ivan Freites, juru bicara serikat pekerja PDVSA, mengatakan insiden itu adalah konsekuensi dari kurangnya investasi untuk melindungi lingkungan, danau dan pantai.
Menurutnya, perusahaannya tidak memiliki personel maupun uang untuk melakukan perbaikan jaringan pipa dan kilang.
‘Kerusakan tahan lama’
Setelah terjadi kebocoran atau tumpahan, minyak mengapung ke permukaan air. Senyawa yang lebih mudah menguap secara bertahap menguap, meninggalkan yang lebih berat di dalam air.
Senyawa yang lebih berat ini membentuk “bola” atau massa yang tenggelam ke dalam air dan menciptakan lapisan di lumpur, yang mempengaruhi spesies hewan.
“Kami terbiasa melihat dampak tumpahan minyak saat burung-burung dan orang-orang membersihkan pantai,” kata Klein. “Tetapi hanya karena Anda tidak melihat minyak bukan berarti masalahnya telah hilang. Itu masih ada.”
Beberapa kota di tepi danau dipengaruhi oleh senyawa beracun yang dikeluarkan oleh alga dan minyak. Dan konsekuensi kesehatan dan ekonomi sedang dirasakan saat ini.
Minyak mentah menempel pada jaring ikan dan merusak mesin kapal. Mata pencaharian nelayan terancaman.
“Masalah lingkungan menyebabkan kerusakan jangka panjang dan pada akhirnya menghilangkan warisan alam,” kata Klein.
[ad_2]
Source link