Berita Ambon – PT Pelni Cabang Ambon menyebutkan sejumlah kapal yang beroperasi di perairan Maluku harus menunda pelayaran karena adanya peringatan gelombang tinggi yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Ada Kapal Sabuk Nusantara 71 dan 106 yang menunda pelayaran, juga Pangrango yang kemarin tertahan di Saumlaki,” ujar Kepala Operasi (Kaops) PT Pelni Cabang Ambon, Muhammad Assegaf di Ambon, Maluku, Kamis.
Kapal Sabuk Nusantara 71 melayari perairan Serua, Nila, Teon, Kisar, Leti, Tepa, kemudian Marsela dan Saumlaki.
Sementara Kapal Pangrango melayari perairan Saumlaki, Banda, Ambon, hingga Namrole.
Kapal Sabuk Nusantara 71 harus menunda pelayaran yang sudah ditetapkan sebelumnya sampai waktu yang belum ditentukan.
Sementara Kapal Pangrango dikatakan sempat tertahan di perairan Saumlaki lantaran gelombang tinggi yang terjadi.
Begitu juga dengan Kapal Sabuk Nusantara 106 saat ini tengah ditunda pelayarannya dan berada di Pulau Banda Naira.
“Hingga kini belum dapat dipastikan sampai kapan penundaan pelayaran itu, tergantung kondisi cuaca yang ada,” kata dia.
Para calon penumpang yang ingin menggunakan kapal tersebut diharapkan untuk tidak berlayar terlebih dahulu sampai dikeluarkan pengumuman selanjutnya.
Assegaf mengatakan hal itu dilakukan demi keselamatan penumpang saat berlayar di rute yang telah ditentukan.
“Kami mengutamakan keselamatan pelayaran dalam pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu BMKG menyampaikan peringatan dini mengenai peluang munculnya gelombang setinggi 2,5 meter hingga empat meter di bagian wilayah perairan Maluku dari 25 sampai 26 Mei 2023.
Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Ambon Ashar di Ambon, Kamis, mengatakan bahwa gelombang setinggi 2,5 meter hingga empat meter selama kurun itu berpeluang menghampiri 11 daerah perairan di Maluku, termasuk Laut Seram Bagian Timur serta perairan Buru dan Ambon-Lease.
Perairan selatan Seram, Laut Banda, perairan Sermata-Leti, perairan Kepulauan Babar, perairan Tanimbar, perairan Kepulauan Kai, perairan Kepulauan Aru, dan Laut Arafuru juga berpeluang mengalami gelombang setinggi 2,5 meter sampai empat meter.
Sementara itu, gelombang dengan tinggi sedang, antara 1,25 meter sampai 2,50 meter, berpeluang terjadi di Laut Seram Bagian Barat. Gelombang tinggi berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap waspada,” kata Ashar.(Antara-DMS)