Berita Malteng,Masohi – Banjir yang menerjang Masohi ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, mengakibatkan ratusan warga mulai mengungsi di sejumlah lokasi pengungsian.
Warga yang korban banjir saat ini mengungsi di beberapa lokasi, seperti masjid, sekolah maupun lokasi perkantoran.
Saat ini para korban banjir ini masih beralas tikar seadanya di lokasi pengungsian. mereka berharap , pemerintah bisa menyalurkan bantuan seperti selimut dan juga makanan siap saji.
Selain itu mereka juga berharap pemerintah segera memperbaiki saluran drainase di setiap sudut kota agar saat hujan air bisa mengalir melalui saluran tersebut.
Ketua RT 21 negeri Haruru Hasan Salampessy menjelaskan sebanyak 78 kepala keluarag di RT 21 tedampak banjir. Saat ini mereka mengungsi di empat titik pengungsian. Sebagian warga mengungsi di SD 316 dan sisanya di rumah -rumah warga.
Dia kaui bantuan tanggap darurat berupa selimut, bantal dan tikar serta makanan siap saji telah disalurkan baik dari Dinas, Sosial, BPBD dan Pemerintah Negeri Haruru.
Namun demikian dirinya berharap Pemerintah daerah setempat menyalurkan bantuan kebutuhan berupa bahan makanan bagi warga di tempat pengungsian.
Wartawan DMS Media Group dari Masohi melaporkan, banjir kali ini tecatat yang paling terparah, karena selain pemukiman dan rumah warga, sejumlah fasilitas umum seperti pertokoan jalan utama, sekolah, perkantoran, tak luput dari terjangan banjir.
Kondisi kota Masohi terlihat seperti sungai besar. Banjir menerjang sejumlah jalan utama antara lain Jalan Abdullah Soulissa tepatnya di depan Alfa Motor dan depan pusat perbelanjaan Masohi Plaza (Maplaz), tertutup air kurang lebih setinggi 50-60 cm. Kondisi ini membuat arus lalu lintas terganggu.
Beruntung bencana ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa, dapat dipastikan warga mengalami kerugian akibat banyaknya barang yang terendam air.
RT 07, Apui, Kelurahan Ampera juga merupakan salah satu kawasan terparah banjir. Di kawasan ini setidaknya ratusan rumah warga terkena banjir yang disebabkan drainase yang ada dekat pemukiman warga , tidak mampu menahan volume air yang datang dari kawasan puncak Sugiarto.
Diketahui selain dala kota, sejumlah Wilayah diluar Kota Masohi juga terdampak, diantaranya KM2, KM 10, juga sebagian rumah warga di Negeri Tananahu, Kecamatan Teluk Elpaptuih .
Banjir juga memutus jalan utama penguhubung tiga Kabupaten di Pulau Seram, persisnya di ujung jembatan di Sungai Mala, Negeri Sahulau, Kecamatan Teluk Elpaputih.
Terputusnya jembatan utama tersebut, berdampak terganggunya transportasi baik dari Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) menuju Maluku Tengah dan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) maupun sebaliknya.DMS