Jakarta (DMS) – Banjir rob kembali melanda wilayah pesisir Jakarta. Ratusan rumah warga di Muara Angke, tepatnya di 12 RT wilayah RW 22 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, terendam air laut pasang sejak Rabu (27/5) dini hari.
Menurut keterangan Petugas Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) DKI Jakarta, Erda, sekitar 200 rumah warga terendam dengan ketinggian air mencapai 40 hingga 60 sentimeter.
“Banjir mulai masuk ke permukiman sekitar pukul 23.00 WIB dan kini mulai surut. Namun, fenomena ini diperkirakan masih akan terjadi hingga 31 Mei 2025,” jelas Erda.
Ia menambahkan, banjir rob ini dipicu oleh fenomena alam “supermoon” yang menyebabkan permukaan air laut meningkat signifikan dan meluap ke daratan, termasuk ke permukiman dan jalan-jalan di Muara Angke.
Fenomena ini bukan kali pertama dirasakan warga. Warsinah, salah satu warga RW 22, mengungkapkan bahwa banjir rob telah terjadi selama tiga hari berturut-turut.
“Ini sudah hari ketiga kami kebanjiran. Air asin masuk rumah, dan kami cuma bisa pasrah. Kami berharap pemerintah segera menyelesaikan pembangunan tanggul laut agar banjir ini tidak terus berulang,” ujarnya.
Warga lain juga mendesak percepatan pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir pasang akibat naiknya air laut.
Sebelumnya, BPBD DKI Jakarta telah mengeluarkan peringatan kepada warga pesisir ibu kota untuk mewaspadai banjir rob yang berpotensi terjadi selama periode 24–31 Mei 2025 karena pengaruh “supermoon”.
“Fenomena supermoon bisa menyebabkan pasang air laut yang lebih tinggi dari biasanya. Masyarakat diimbau tetap waspada dan menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah penyebaran penyakit akibat genangan air,” kata Kristian Gottam Marudut Sihombing, Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta.
Fenomena supermoon terjadi saat posisi bulan berada paling dekat dengan bumi sehingga tampak lebih besar dan terang dari biasanya. Dampaknya terhadap pasang surut air laut bisa sangat signifikan dan berpotensi menimbulkan banjir rob di daerah pesisir.
Selain menimbulkan kerusakan infrastruktur, banjir rob juga berisiko menimbulkan kerugian ekonomi dan mengancam keselamatan warga di wilayah terdampak. Pemerintah diharapkan dapat segera mengimplementasikan langkah-langkah mitigasi jangka panjang untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang. DMS/AC