Jakarta (DMS) – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menegaskan bahwa beras yang beredar di masyarakat dalam kondisi baik dan layak konsumsi. Hal ini disampaikan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menanggapi temuan beras impor yang berkutu di beberapa gudang penyimpanan.
Arief memastikan pemerintah tidak akan mendistribusikan beras yang tidak memenuhi standar kualitas. Ia menegaskan bahwa temuan beras berkutu bersifat kasuistis dan bukan gambaran umum dari seluruh stok beras yang tersedia.
“Beras yang didistribusikan harus berkualitas baik. Jika ada temuan beras berkutu, itu hanya terjadi di beberapa kasus tertentu. Tidak bisa digeneralisasi seolah-olah semua beras mengalami hal serupa. Ada perawatan berkala yang harus dilakukan terhadap stok pangan,” ujar Arief di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (18/3/2025).
Arief menjelaskan bahwa dalam setiap penyaluran beras, baik untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun bantuan pangan, pihaknya selalu memastikan kualitas terjaga. Ia juga mengapresiasi Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto, atas laporannya terkait temuan tersebut.
Menurut Arief, faktor lingkungan yang lembap dapat menyebabkan beras berkutu. Ia juga mengakui bahwa beras cadangan pangan memang berisiko terkena hama, sehingga diperlukan perawatan rutin seperti fumigasi.
“Beras yang masuk ke Bulog harus dalam kondisi baik. Namun, setelah disimpan selama tiga bulan, enam bulan, atau bahkan setahun, tentu perlu dilakukan perawatan secara berkala,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, Arief telah meminta Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, untuk mengecek kualitas beras di seluruh gudang Bulog.
“Saya sudah menghubungi Dirut Bulog agar memastikan kualitas beras yang tersimpan. Saya yakin Bulog juga telah melakukan langkah-langkah yang diperlukan,” tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, mengungkapkan temuan stok beras berkutu saat melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta. Ia menyebut beras tersebut merupakan sisa stok impor dari tahun sebelumnya.
“Saat kunjungan kerja ke Yogyakarta, kami menemukan masih banyak beras sisa impor yang tersimpan di gudang Bulog dan sudah berkutu,” ujar Titiek dalam rapat kerja dengan Kementerian Pertanian, Selasa (11/3/2025).
Menanggapi laporan tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebutkan bahwa berdasarkan data dari Perum Bulog, jumlah beras impor yang berkutu diperkirakan mencapai 100 ribu hingga 300 ribu ton di seluruh Indonesia.
“Bulog melaporkan ada sekitar 100 ribu hingga 300 ribu ton beras impor yang mengalami masalah ini dari total 2 juta ton stok yang ada. Kami akan segera menindaklanjuti dan mempercepat penyelesaiannya, termasuk di Yogyakarta. Mohon maaf, Bu Ketua,” kata Amran dalam rapat dengan Komisi IV DPR RI, Selasa (11/3/2025).DMS/DC