Berita Maluku Tengah, Masohi – Jelang pelaksanaan pemilihan umum tahun 2024, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Maluku Tengah siap mendeklarasikan gerakan bersama anti politik SARA dan politik identitas guna menciptakan Pemilu yang aman dan damai.
Ketua Bawaslu Kabupaten Maluku Tengah, La Amsuri, saat memberikan keterangan beberapa waktu lalu menyatakan politik SARA dan politik identitas menjadi isu di tingkat nasional hingga daerah yang perlu diantisipasi bersama oleh jajaran Bawaslu hingga ke tingkat desa.
Dikatakan La Amsuri, politik identitas dan SARA akan digunakan oleh oknum politisi pada Pemilu 2024. Oleh karena itu, Bawaslu mengharapkan dukungan dari tokoh-tokoh agama dalam mencegah politik identitas.
Politik identitas atau SARA merupakan kampanye hitam yang mudah dikerjakan dan digunakan dengan biaya yang murah. Oleh sebab itu, tindakan pencegahan harus bisa mengantisipasi kemungkinan penggunaan politik identitas/SARA selama tahapan Pemilu 2024.
Menurutnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak sering dimanfaatkan para kandidat menggunakan politik identitas dan SARA. Oleh karena itu, masyarakat harus diberikan pencerahan termasuk tim pangpanye, agar perlu meninggalkan praktik politik uang dan politisasi SARA.
Bawaslu Maluku Tengah mengajak seluruh calon untuk beradu program, konsep, dan gagasan tanpa melibatkan politik uang atau SARA. Setiap calon harus berkomitmen untuk melaksanakan Deklarasi Pemilu Damai di tingkat kabupaten hingga desa atau negeri guna menolak tegas politik uang dan politisasi SARA.
Deklarasi gerakan bersama anti politik SARA dan politik identitas guna menciptakan Pemilu yang aman dan damai, bebas dari hoaks dan ujaran kebencian serta SARA, di mana sebelumnya isu-isu SARA menjadi isu yang santer terdengar di ruang publik selama pelaksanaan tahapan pemilu sebelumnya.
Lebih lanjut, dikatakannya deklarasi ini dilandaskan pada dinamika sosial dan kemasyarakatan yang majemuk dan multikultural, di mana kemajemukan kultur tersebut cukup rentan untuk menjadi sasaran oknum-oknum politik menggunakan sentimen SARA yang berujung pada pelaksanaan Pemilu yang tidak kondusif.DMS