Berita Ambon – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax mulai dirasakan warga di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Pantauan DMS Media di Group, di sejumlah SBPU, baik yang ada di Kota Piru maupu di Kairatu pada Sabtu (16/04) antrian kendaraan mengular dari kendaraan pribadi, angkot hingga kendaraan roda dua.
Pengendara harus mengantri hingga berjam-jam demi mendapatkan BBM untuk kendaraan mereka.
Karmin salah satu tukang ojek yang ditemui DMS Media Group di salah satu SPBU di Kota Piru, Ibukota Kabuoaten Seram Bagian Barat mengakui naiknya harga BBM, semakin memberatkan mereka selaku para tukang ojek.
Diakui kalau pendapatanya berkurang sejak naiknya BBM jenis Pertamax dari Rp.9.200 menjadi Rp12.750 per liter.
Selain memberatkan warga, kenaikan BBM ini juga membuat terjadinya kelangkaan Pertamax dan Pertalite di beberapa SPBU yang beroperasi di kabupaten Seram Bagian Barat baik yang ada di Piru maupun Kairatu.
“Selain harganya naik, BBM nya juga langkah. Kami sudah antri berjam-jam. Mau bagimana terpaksa katong (kami) harus antri” ujar Karmin.
Dikatakan terpaksa mengantri karena kalau membeli di pedagang eceran harga per liter dijual Rp.15.000.
“Kalau di eceran harganya Rp.15.000 satu liter, terlalu mahal”katanya
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Morhal, pengedara lainya, yang di temui saat melakukan pengisian BBM jenis Pertamax di SPBU itu.
Sementara itu Boy, pemilik kendaraan pribadi mengakui kenaikan harga BBM, tidak dibarengi dengan ketersedian BBM yang cukup di SPBU sehingga sering sekali terjadi kelangkaan.
Yang paling dirasakan adalah kelangkaan BBM jenis Pertalite pada SPBU, sehingga menyebabkan antrean panjang kendaaran pada lokasi SPBU.
Sejak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dari Rp 9.200 menjadi Rp 12.750 pada 1 April 2022 lalu, memberikan dampak luas bagi para sopir angkutan umum dan pengemudi ojek, maupun ojek online (Ojol) termasuk masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Kenaikan BMM berdampak bagi naiknya sejumlah harga kebutuhan pokok.DMS