Berita Malteng, Kobi -Sejumlah warga meyakini bendera merah putih berukuran 3×2 meter yang saat ini ada di Negeri Kobi Sadar, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Maluku Tengah, merupakan pemberian dari Ir. Soekarno kepada Raja Kobi, Khamis Kiahali dengan tujuan mensosialisasikan merah putih di dataran Kobi dan sekitarnya.
Bendera tersebut saat itu dibuka ke publik masyarakat Kobi disaksikan Dandim1502 Masohi, Letkol. C Z I Muhammad Yusuf Aska, Rabu 10 Agustus 2022. Bendera tersebut sudah terlihat kusam dan ada beberapa bagian yang sudah sobek.
Dandim 1502/Masohi, Letkol. C Z I Muhammad Yusuf Aska yang hadir saat bendera tersebut ditunjukan ke publik mengatakan, soal keaslian bendera tersebut akan diuji lagi.
Keberadaan bendera tersebut katanya akan dilaporkan secara berjenjang ke petinggi TNI hingga ke Kepala Staf TNI AD di Jakarta termasuk ke pemerintah daerah.
Dandim juga mengapresiasi parah tokoh di Kobi yang gigih mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan menyelamatkan bendera merah putih meski nyawa taruhannya.
Selain patriotisme, apresiasi juga diberikan kepada tokoh masyarakat dan adat di desa Kobi yang pada saat itu menghibahkan lahan seluas 125 ribu hekatr kepada pemerintah.
Salah satu tokoh pemuda Kobi Sadar, Safii Boeng mengatakan, bendera yang dibentangkan tersebut merupakan pemberian Ir. Soekarno tahun 1947 saat berkunjung di Geser, Seram Timur.
Dijelaskan, Soekarno melakukan kunjungan dua kali ke Pulau geser yakni tahun 1947 dan yang kedua antara tahun 1956-1957. Waktu kunjungan pertama Soekarno didampingi Mayor Abdullah. Saat itu tokoh Proklamator tersebut melakukan pertemuan dengan sejumlah raja dataran Seram di pulau Geser beberapa yang hadir diantaranya Raja Geser Muhammad Kelian, Raja Kilmuri dan Raja Kobi Khamis Kiahali.
Bendera tersebut diserahkan Presiden Soekarno kepada Raja Kobi Khamis Kiahali.
Menurut Boeng, tak hanya satu, ada tiga bendera yang diberikan Soekarno kepada beberapa Raja tahun 1947 saat kunjungan pertama di Geser, Seram Bagian Timur, Maluku.
Kunjungan Soekarno tersebut kata Boeng, dalam rangka geopolitik Soekarno melawan Belanda yang mencoba merebut Irian Barat dari NKRI kala itu.
Sejumlah tokoh yang gigih pertahankan bendera tersebut meski diincar pasukan perlawanan RMS, diantaranya, Raja Kobi Khamis Kiahali, Abdul Rahman Orobayan, Taher Boeng.
Karena pasukan RMS yang ingin memisahkan diri dari NKRI terus melakukan tekanan, demi menyelamatkan bendera pemberian Soekarno itu mereka kemudian lari ke Irian (Raja Ampat) tepatnya di Pulau Pisang dengan perahu dayung.
Menurut pengakuan ahli waris atau cucu dari para tokoh itu bahwa mereka ke Ternate di kesultanan Ternate, kemudian ke Makasar ketemu Kolonel (Purn) Alexander Evert Kawilarang.
Bendera tersebut kata Boeng sempat dikibarkan di dataran Kobi. Alih-alih ingin mendapat dukungan dari warga sekitar, sejumlah pasukan perlawanan dari Republik Maluku Selatan (RMS) melakukan perlawanan dan mengincar para pihak yang mensosialisasikan merah putih di dataran Seram Utara terutama yang memegang bendera tersebut.
Soal keaslian bendera tersebut memang perlu untuk dibuktikan lagi. Baik soal hubungan para tokoh saat itu dan juga soal keaslian fisik bendera tersebut. DMS