Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengonfirmasi bahwa ketahanan perbankan tetap kokoh berkat likuiditas perbankan yang mencukupi, yang tercermin dari tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Januari 2024, mencapai 27,79 persen.
“Gestun likuiditas perbankan semakin diperbaiki, sejalan dengan meningkatnya investasi perbankan dalam surat berharga yang cair,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Februari 2024 di Jakarta, Rabu.
Perry menyebutkan bahwa penguatan strategi operasi moneter yang mendukung pasar, seperti perdagangan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) di pasar sekunder, memberikan keleluasaan bagi bank dalam mengelola likuiditas dan turut menjaga kapasitas pembiayaan perbankan.
Dari sisi modal, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) mencatatkan angka tinggi sebesar 27,66 persen pada Desember 2023, didukung oleh rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) yang tercatat rendah, yakni 2,19 persen (bruto) dan 0,71 persen (neto).
Ketahanan perbankan yang solid ini didukung oleh kinerja pembayaran yang baik dari perusahaan dan rumah tangga, terlihat dari penjualan perusahaan dan ekspektasi pendapatan rumah tangga yang terus membaik.
Hasil uji stres Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan yang tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko dan ketidakpastian ke depan.
BI akan terus memperkuat kerjasama kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam mengurangi berbagai risiko yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan. DMS/AC