Jakarta – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengukuhkan komitmennya dalam mengawal program BBM Satu Harga, mengakui manfaat yang nyata bagi masyarakat, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) untuk mendapatkan BBM dengan harga terjangkau.
Anggota Komite BPH Migas, Basuki Trikora Putra, menegaskan bahwa pembangunan BBM Satu Harga dijadwalkan sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Dia menyatakan kerjasama yang intensif dengan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta pelaku usaha, dengan nantinya akan diteruskan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Selain memberikan keuntungan langsung bagi masyarakat sekitarnya, program BBM Satu Harga juga telah terbukti mempergerakkan perekonomian lokal.
“Kita harus mengevaluasi tantangan dan hambatan di masa mendatang untuk mewujudkan program ini dengan lebih baik,” kata Tiko, panggilan akrab Basuki, dalam Rapat Koordinasi Pembahasan Usulan Lokasi Tertentu BBM Satu Harga Tahun 2025-2029 di Integrated Terminal Ampenan, Mataram, NTB, pada Jumat (22/3).
Saleh Abdurrahman, Anggota Komite BPH Migas, mendorong pemerintah daerah untuk menegaskan komitmennya kepada calon mitra guna memastikan pembangunan BBM Satu Harga berjalan sesuai rencana.
“Diperlukan komitmen dari pemerintah daerah kepada calon mitra. Investor sudah mengetahui tantangan di lapangan, sehingga upaya bersama diperlukan agar BBM Satu Harga dapat diimplementasikan,” katanya.
Direktur BBM BPH Migas, Sentot Harijady Bradjanto Triputro, menekankan perlunya melihat hasil evaluasi pembangunan periode sebelumnya dalam merencanakan pembangunan BBM Satu Harga 2025-2029.
“Pertimbangan finansial, pencarian mitra, dan kesulitan infrastruktur permanen di lokasi tertentu menjadi bagian penting dari evaluasi,” ungkapnya.
Mardian, Manager Project Coordinator Retail Fuel PT Pertamina Patra Niaga, menyoroti pentingnya jumlah penduduk di sekitar lokasi BBM Satu Harga dan aksesibilitas masyarakat sebagai pertimbangan dalam pembangunan.
“Kemudahan dalam menarik investor adalah kunci strategis. Jika investor tertarik, maka daerah tersebut layak untuk dikembangkan,” tambahnya.
Selain rapat, BPH Migas juga melakukan pemantauan langsung di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Lombok Barat, NTB, pada Jumat (22/3) hingga Sabtu (23/3).
Saleh menegaskan bahwa program BBM Satu Harga telah memberikan dampak positif bagi masyarakat, dan harapannya adalah terus tumbuhnya ekonomi lokal untuk memenuhi tujuan program ini.
Pertamina Patra Niaga NTB juga menegaskan dukungannya terhadap program pemerintah, termasuk BBM Satu Harga, dengan menjamin ketersediaan stok untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. DMS/AC