Berita Ambon – Sebagian wilayah di Kota Ambon beberapa minggu belakangan mengalami krisis air bersih akibat debit air di sumber mata air utama semakin menipis. Warga di kawasan seperti Batu Merah, Tanah Rata dan Kebun Cengkih, Kecamatan Sirimau mulai merasakan krisis air bersih.
Perubahan lingkungan diduga penyebab utama menurunya debit air, akibat semakin merambahnya pemukiman hingga ke warga di kawasan resapan air, kata Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon Jafri Taihutu, sabtu (05/03)
Dikatakan, sesuai penjelasan PDAM dalam rapat bersama DPRD kota Ambon, sumber air yang di kelola PT DSA di Air Besar, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau tidak bisa diharapkan karena kawasan tersebut telah mengalami krisis air bersih.
Kebutuhan warga di tiga kawasan itu sertipa harinya sebanyak enam meter kubik sementara yang bisa disalurkan sebanyak empat meter kubik .
“Kebutuhan air bersih pada tiga kawasan tersebut setiap harinya sebanyak enam kubik, sementara stok yang tersedia hanya empat kubik, dengan demikian setiap minggunya hanya bisa dilayani dua hingga tiga kali”ujarnya.
Ketersdian air bersih sebanyak empat kubik tersebut hanya pada musim hujan. Jika terjadi musim kemarau, stok air bersih menurun sampai tiga kubik.
Diakuinya kekurangan suplai air bersih oleh PDAM pada tiga kawasan tersebut bukan karena kurangnya fasilitas penunjang, akan tetapi sumber air yang ada saat ini sangat terbatas, akibat kondisi topografi wilayah kota Ambon yang kawasan hutanya telah banyak beruba fungsi.
Untuk itu diperlukan adanya perhatian bersama bukan saja pemerintah kota Ambon akan tetapi pemerintah Provinsi dan Balai Sungai p untuk mencarikan solusi penyelesaian krisis air bersih di kota Ambon saat ini.
Lebih lanjut Taihutu mengatakan program PDAM dan DSA saat ini paling banyak ke program jaringan pipa dan pembuatan bak penempung , namun hal itu tidak dapat menyelesaikan permasalahan, karena saat ini yang dibutuhkan adalah sumber air bersih.DMS