Berita Internasional, Beograd – Polisi menangkap seorang tersangka pada Jumat setelah delapan orang tewas dan 14 lainnya luka-luka dalam penembakan massal kedua di Serbia dalam dua hari, yang disebut oleh Presiden Aleksandar Vucic sebagai serangan teroris karena pemerintah menyetujui kontrol senjata baru yang ketat.
Negara Balkan ini telah diguncang oleh penembakan massal pada Rabu, ketika pihak berwenang mengatakan bahwa seorang anak laki-laki berusia 13 tahun menembak mati sembilan orang dan melukai tujuh orang di sebuah sekolah di Beograd sebelum menyerahkan diri.
Warga Serbia baru saja memulai tiga hari berkabung pada hari Jumat untuk para korban ketika berita penembakan kedua muncul, yang menurut pihak berwenang dimulai pada hari Kamis malam di Desa Dubona, berjarak 42 km (26 mil) di sebelah selatan Beograd.
“Ini sangat buruk bagi negara kita, ini adalah kekalahan besar. Dalam dua hari begitu banyak yang terbunuh,” kata seorang penduduk desa, Ivan.
Lembaga penyiaran pemerintah RTS mengatakan bahwa tersangka, seorang pemuda, terlibat dalam pertengkaran di halaman sekolah. Dia pergi dan kemudian kembali dengan senapan serbu dan pistol, melepaskan tembakan dan terus menembaki orang-orang secara acak dari sebuah mobil yang sedang melaju.
Tersangka juga menembaki orang-orang di dua desa terdekat sebelum melarikan diri, kata pihak berwenang. Polisi akhirnya menemukan dia bersembunyi di rumah kakeknya, di mana mereka juga menemukan granat tangan, senapan otomatis, dan amunisi.
“Tersangka U.B., yang lahir pada tahun 2002, telah ditangkap di sekitar kota Kragujevac, dia dicurigai telah membunuh delapan orang dan melukai 14 orang dalam semalam,” kata Kementerian Dalam Negeri Serbia dalam sebuah pernyataan.
Polisi juga menangkap kakek dan paman tersangka.
Menteri Kesehatan Serbia Danica Grujicic mengatakan bahwa banyak dari korban yang terluka mengalami luka-luka yang cukup parah dan telah menjalani operasi, namun ia menambahkan bahwa semuanya dalam kondisi stabil.
Dalam sebuah pidato nasional yang muram, Presiden Vucic mengatakan bahwa pria bersenjata tersebut mengenakan kaos dengan simbol-simbol neo-Nazi. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang penembakan tersebut.
Vucic mengusulkan moratorium izin kepemilikan senjata api tanpa memandang jenis senjata, dalam apa yang disebutnya sebagai “pelucutan senjata praktis” di Serbia yang juga akan mencakup pemeriksaan medis dan psikologis yang lebih sering dan wajib bagi para pemilik senjata api.
Pemerintah juga akan mempekerjakan 1.200 petugas polisi baru untuk meningkatkan keamanan di sekolah-sekolah, kata Vucic. DMS
Sumber : Reuters