Jakarta – Disney merayakan momen spesial seratus tahun dengan merilis film pendek berjudul “Once Upon a Studio,” yang menghadirkan 543 karakter animasi ikonik Disney untuk berfoto bersama di luar kantor pusat Walt Disney Animation Studios di Burbank, California.
Seperti dilaporkan oleh Variety pada Senin (16/10), film pendek ini dikembangkan dan disutradarai oleh Trent Correy dan Dan Abraham, memadukan elemen live-action dan animasi dalam gaya hibrida yang menggambarkan tempat di mana banyak film animasi Disney terkenal pernah diciptakan. Karakter-karakter Disney tampak hidup dan berinteraksi di lokasi yang sebelumnya hanya ada dalam gambar.
Gaya hibrida ini sebenarnya telah pertama kali diperkenalkan oleh Disney melalui film “Song of the South” pada tahun 1946. Correy dan Abraham mengembangkan ide ini selama masa pandemi, dengan melakukan diskusi kreatif di tempat parkir restoran cepat saji, meskipun menghadapi sejumlah tantangan dalam merealisasikan proyek film pendek yang ambisius ini.
Sejak beralih ke animasi komputer dengan film “Chicken Little” pada tahun 2005, Disney telah berhasil menggabungkan gambar tangan klasik dengan teknologi Computer Generated (CG) yang populer saat ini.
Menurut animator Eric Goldberg, yang bergabung dengan Disney sejak tahun 1990-an, Trent dan Dan memiliki visi agar karakter-karakter tersebut tetap terlihat dan bergerak seperti aslinya. Mereka menghindari penggunaan gaya Roger Rabbit yang menghadirkan dimensi visual yang terlalu kompleks, dan lebih memilih agar karakter-karakter tetap terlihat seperti lukisan.
Namun, menghidupkan kembali karakter-karakter ini bukan hanya soal visual semata. Tim produksi juga berusaha menghadirkan kembali suara asli dari sebanyak mungkin karakter Disney, termasuk kolaborasi dengan bintang-bintang terkenal seperti Jeremy Irons (sebagai Scar) dan Judy Kuhn, bintang Broadway yang kembali menyanyikan lagu tema untuk karakter Pocahontas. Mereka juga mendapatkan izin khusus dari pengelola warisan Robin Williams untuk menggunakan karakter Genie dari film “Aladdin.”
Beberapa karakter klasik yang dihidupkan kembali termasuk karya dari animator Ward Kimball, di antaranya Mickey, Minnie, dan Jiminy Cricket. Karakter lainnya seperti Goofy dan Donald Duck, yang telah muncul dalam berbagai interpretasi selama bertahun-tahun, membutuhkan pertimbangan khusus untuk menentukan versi yang paling sesuai untuk proyek ini.
Untuk merepresentasikan tokoh ikonik Walt Disney, Mickey Mouse, tim produksi memilih menggunakan cuplikan dari film pendek berjudul “Mickey’s Birthday Party” yang dirilis pada tahun 1942.
Eric Goldberg menambahkan, “Karakter-karakter yang diciptakan pada era Xerox Disney, seperti dalam ‘The Jungle Book’ atau ‘101 Dalmatians,’ dihadirkan kembali dengan garis-garis Xerox khas mereka untuk memastikan kesetiaan terhadap citra asli karakter.”
Puncak dari proses produksi film pendek ini terjadi saat 543 karakter Disney klasik berkumpul di depan Gedung Animasi, dengan kehadiran puluhan anak anjing Dalmatian, para putri Disney dalam ukuran manusia, dan Tuk Tuk, karakter raksasa dari film “Raya and the Last Dragon.”
Daniel Rice, sebagai pengawas pencahayaan, menghadapi tantangan untuk memastikan pencahayaan yang konsisten bagi karakter-karakter yang dihasilkan secara tradisional maupun menggunakan teknologi CG, sehingga menciptakan kesan bahwa semua karakter tersebut benar-benar berada dalam satu ruangan yang sama.
Proyek ini juga menampilkan kameo istimewa dari salah satu ikon studio live-action, Burny Mattinson, animator dan sutradara dari film “Mickey’s Christmas Carol” yang meninggal awal tahun ini setelah mengabdikan 70 tahun karyanya di Disney.
Menurut Goldberg, “Burny adalah penghubung kami dengan warisan Disney karena dia terlibat dalam begitu banyak film ikonik ini. Dia bekerja bersama animator dan desainer yang benar-benar menciptakan karya-karya tersebut, dan ia benar-benar mewarisi semangat mereka.” DMS