Berita Tual – Kelangkaan Bahan Bakar Minta jenis minyak tanah (Mitan) beberapa bulan terakhir di kota Tual cukup meresahkan warga. Selain langkah harga mitan-pun melambung tinggi hingga menembus angka diatas Rp5000 untuk satu liter.
Menyikapi hal ini, DPRD Kota Tual, Jumat (30/09) menggelar rapat dengar pendapat bersama Pertamina PT.Depot Tual,Dinas Perindag dan Polres Tual membahas kelangkaan dan tingginya harga mitan di daerah tersebut.
Rapat berlangsung di ruang sidang utama, dipimpin Ketua DPRD Kota Tual Hasan Syarifudin Borot, didampingi dua Wakil Ketua Sli Mardana dan Fitri Notanubun.
Suasana rapat diwarnai interupsi sejumlah anggota dewan. Mereka berang karena pihak Pertamina yang diwakili Lambertus selaku SPV Receiving Storage & Distribution Pertamina PT Depot Tual hadir tanpa membawa data,bahkan dari penjelasan yang disampaikan berbeda dengan data Dinas Perindag kota Tual.
Ketua DPRD Hasan Syarifudin Borot menduga keras ada mafia minyak tanah di kota tual. Karena minyak tanah,harganya naik melebihi dari harga eceran tertingi (HET) yang ditetapkan Pemerintah Kota Tual.
Sesuai HET Pemkot Tual yakni Rp3.200/liter. Sementara yang terjadi dilapangan untuk satu liter mitan harga jual antara Rp4000 hingga Rp5000/liter.
Borot mensinyalir mitan subsidi dijual ke pihak industri sehingga terjadi kelangkaan, karena dari rapat tersebut Disperindag menyatakan, tidak ada permintaan mitan non subsidi untuk industri, sehingga patut diduga mitan subsidi digunakan untuk industri.
Sementara itu SPV Receiving Storage & Distribution Pertamina PT. Depot Tual Lambertus yang diwawancarai DMS Media Group mengatakan, sejauh ini secara oprasional pihaknya telah menyalurkan mitan sesuai prosedur.
Dijelaskan, rantai distribusi mitan dari Pertamina Tual untuk empat agen minyak tanah yakni CV. H.S Pratama memiliki 14 pangkalan, CV. ULFA Mutia,11 pangkalan, CV. Sumber Karya dengan 7 pangkalan dan Surya Mitra Perkasa 15 pangkalan.
Diketahui, dalam rapat tersebut, disinggung tentang informasi kalau proyek jalan hotmix 12 kilo meter di Kota Tual menggunakan mitan.
Diperindag bahkan bersama pihak kepolisian sudah melakukan investasi penggunaan dexlite yang dicampur mitan dan sementara uji lab di Jayapura.
Kadis Perindag Darmawati Amir pada kesempatan itu, menjelaskan sesuai SK BPH Migas Nomor 32 / tahun 2022 jatah minyak tanah Kota Tual tahun 2021 8.439 kilo liter, namun tahun tahun 2022 terjadi penuruan quota yakni 4.994 kilo liter. Quota ini tidak sesuai kebutuhan dan jumlah penduduk yang meningkat.
Terhadap persoalan ini Pertamina hendaknya memperpendek rantai distribusi mitan dengan memperbanyak pangkalan mitan yakni meningkatkan pengecer menjadi pangkalan mitan.
Kapolres Tual yang diwakili KBO Satreskrim Polres Tual,Ipda Noke Frans mengatakan pihaknya membangun koordinasi dengan pihak Pertamina Tual,tentang penyaluran BBM jenis minyak tanah.
Terkait dugaan penyimpangan mitan, Polres Tual kata Frans sedang melakukan penyelidikan terhadap empat agen yang beroperasi yaitu agen milik Erwin Timeks, Chen, Husein dan Bala.
Apabila dalam pemeriksaan ditemukan bukti dugaan penyimpangan maka akan diproses hukum.
Diketahui rapat tersebut tidak sempat dilanjutkan dan diskorsing hingga menunggu kehadiran Manejer Pertamina Tual dari luar daerah.DMS