Berita Maluku Tengah, Masohi – Guna mempercepat rehabilitasi dan rekonstruksi untuk percepatan pemulihan pasca konflik antara negeri Kariuw dan Ori di Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah pada, Rabu (26/01) lalu.
Pembentukan Pansus sebagai solusi untuk mempercepat pembangunan rumah warga dan pemulangan warga Kariuw yang saat ini sementara mengungsi di Negeri Aboru.
Anggota Komisi I DPRD Maluku Tengah Safii Boeng, disela-sela penyerahan bantuan PT Nusa Ina kepada warga Kariuw, Sabtu (29/01) mangatakan, akan menguslkan pembentukan Pansus. Hal ini penting terutama untuk pembangunan kembali rumah warga yang terbakar maupun rusak akibat konflik, sehingga warga Kariuw yang ada di pengungsian secepatnya dapat dikembalikan ke tempat asal mereka.
Dijelaskan pansus tersebut dibentuk untuk memantau upaya percepatan recovery ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan bidang lainnya sekaligus memantau kinerja pemerintah dalam menyelesaikan persoalan tapal batas yang menjadi akar masalah pemicu terjadinya konflik antar kampung di Maluku Tengah.
Dikatakan, pansus ini akan bekerja sesuai tupoksi DPRD yakni mengawasi dan mengawal semua kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca konflik, terutama yang dibiayai dengan dana APBD.
Salah satu yang menjadi fokus kerja perhatian pansus ialah mengenai kegiatan pemulihan sosial ekonomi masyarakat terdampak.
Boeng juga menghimbau warga terutama di Maluku Tengah, tidak terprovokasi isu-isu hoaks, membantu pemerintah menjaga situasi tetap kondusif serta saling menguatkan persaudaraan pela gandong .
Untuk diketahui konflik Kariuw-Ori, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, bukanlah persoalan SARA. Bentrok itu murni karena masalah tapal batas lahan.
Saat ini situasi dan kondisi di Pulau Haruku pasa konflik kondusif. Kondisi ini bahkan telah dilaporkan Kapolda Maluku Irjen Pol Lotharia Latif, kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Mahfud MD, melalui video conference ruang kerja Kapolda, pada Jumat (28/1). DMS