Ambon, Maluku (DMS) – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon untuk lebih serius menangani persoalan sampah, khususnya sampah plastik, yang terus meningkat di kawasan Teluk Ambon.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Ambon Gunawan Mokhtar menyoroti pengelolaan sampah yang dinilai belum maksimal, sehingga menyebabkan penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan pencemaran di perairan laut. Jika tidak segera diatasi, persoalan ini akan berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Selain menyoroti pentingnya penanganan teknis, DPRD juga mendorong pendekatan edukatif kepada masyarakat. Kesadaran membuang sampah pada tempat dan waktu yang tepat dinilai masih rendah. Oleh karena itu, pembinaan sejak usia dini melalui sekolah-sekolah penting untuk menanamkan budaya hidup bersih.
DPRD juga menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen pemerintahan, dari tingkat kecamatan hingga RT/RW, dalam mengelola kebersihan kota. Program seperti kegiatan Bersih Pantai disebut sangat strategis untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan pesisir.
Selain mendukung Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, kegiatan ini juga bertujuan menciptakan sinergi dalam pengelolaan sampah dari muara hingga laut terbuka.
Ia mengajak generasi muda untuk aktif dalam kampanye lingkungan, termasuk dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan menerapkan gaya hidup berkelanjutan.
Dari hasil penelitian, sekitar 70 persen sampah yang mengapung di Teluk Ambon berasal dari limbah plastik rumah tangga. Jenis sampah yang ditemukan meliputi bekas kemasan minuman, popok bayi, sedotan, sendok plastik, hingga limbah medis seperti masker sekali pakai.
Akumulasi limbah plastik di perairan tersebut menyebabkan pencemaran mikroplastik yang membahayakan ekosistem laut, termasuk terumbu karang, hutan mangrove, serta ikan yang dikonsumsi masyarakat.
Berdasarkan hasil Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan Kerja Bersama Atjep Suwarta (KKBAS) Ambon, mengungkapkan bahwa Teluk Ambon bagian dalam mengalami akumulasi sampah plastik paling parah akibat sirkulasi air yang lambat serta tingginya limbah dari permukiman. Kawasan seperti Poka dan Rumah Tiga menjadi daerah penampungan sampah karena kondisi arus laut.
Sampah plastik banyak ditemukan di area hutan mangrove, yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir.
Dari hasil penelitian yang dilakukan BRIN-KKBAS di beberapa titik perairan Teluk Ambon, mulai dari Tawiri hingga Passo dan Suli, menunjukkan kondisi sampah plastik di wilayah ini sangat memprihatinkan.(DMS)