Berita Ambon – Festival musik etnik mewarnai 3rd Anniversary of Ambon UNESCO City of Music di SMP Negeri 2 Ambon, Senin (31/10).
Festival itu menampilkan karya seni dan kolaborasi musik etnik seperti totobuang, tifa, hadrat, rebana dan suling bambu dari 10 sekolah piloting penerapan kurikulum musik.
Selain 10 sekolah pilot project penerapan kurikulum musik, ada juga sajian musik dari Rio Efruan dan Kaihulu yang baru saja tampil di Jinju Korea Selatan (Korsel).
Wattimena secara khusus mengapresiasi penampilan anak-anak dari sekolah pilot project dengan berbagai alat musik etnik. Tentu karena mereka terbentuk bukan secara otodidak tapi dilatih, belajar sesuai kurikulum muatan lokal musik.
Wattimena berharap jika kurikulum ini bisa diterapkan di semua sekolah di kota Ambon, maka dampaknya besar bagi Ambon sebagai City of Music.
Sekolah kata dia, sebagai basic. Agar pada waktunya ketika anak-anak yang sudah bersentuhan dengan musik, mereka telah beranjak dewasa, mereka punya jiwa musikalitas yang tinggi. Itulah cerminan Ambon kota musik dunia.
Pj Walikota juga meminta dukungan seluruh stakeholder sama-sama mendorong pembangunan industri kreatif berbasis musik di kota Ambon agar tidak saja menghasilkan musisi handal, tapi juga membangun industri kreatif.
Diakui pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, kerjasama semua pihak sangat penting. Salah satunya hotel dan restoran di ibukota provinsi ini diminta untuk libatkan pemusik lokal tampil, diberi ruang ekspresi musiknya.
Diungkapkan dirinya telah berkoordinasi dengan pimpinan Balai Pelatihan Vokasi di Ambon untuk membuka satu kelas/materi pelatihan khusus musik dan telah direspon baik kedepannya.
Sebelum masuki festival, dilakukan diskusi terfokus soal keberlangsungan Ambon UNESCO City of Music hadirkan Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena, Ketua DPRD Kota Ely Toisuta, musisi Betho Idol dan Rio Efruan serta Art Arranger Rence Alfons, dipandu Direktur Ambon Music Office Ronny Loppies.
Diketahui, perayaan tiga tahun Ambon UNESCO City of Music itu diakhiri dengan penyerahan 20 buah Ukulele dari para donatur kepada 10 sekolah piloting pelaksana kurikulum musik.
Sebelumnya Pj. Wali Kota Ambon, Bodewin M. Wattimena bersama Ketua DPRD Kota Ambon, Elly Toisuta, Selasa (31/10) siang meresmikan monumen Ukulele di SD Negeri 2 Hative Besar, Kecamatan Teluk Ambon.
Pembangunan monumen ini digagas sebagai komitmen dari SD Negeri 2 Ambon dalam mengembangkan seni musik dalam dunia pendidikan, serta untuk memperingati tiga 3 tahun pengakuan Ambon sebagai kota kreatif berbasis Musik oleh UNESCO.
Persemian Monumen Ukulele di SD Negeri 2 Hative Besar, menjadi sejarah dimana disekolah tidak hanya berkutat pada kegiatan belajar mengajar dan mengikuti kurikulum, tetapi juga memberikan ruang bagi anak – anak untuk meningkatkan kreativitasnya.DMS