Jakarta (DMS) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa bumi berkekuatan 5,3 magnitudo yang mengguncang Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Kamis (7/8) malam, dipicu oleh aktivitas deformasi batuan pada lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia. Fenomena ini dikenal sebagai intra-slab earthquake atau gempa dalam lempeng.
“Gempa ini memiliki mekanisme pergerakan geser turun,” jelas Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di Jakarta.
Gempa terdeteksi berpusat di laut pada kedalaman 84 kilometer, sekitar 50 kilometer barat daya pantai barat Sumatera di wilayah Tapanuli Tengah. Guncangan dirasakan dengan intensitas II-IV MMI di sejumlah daerah, termasuk Doloksanggul, Pandan, Sibolga, Sarudik, Sidikalang, Gunung Sitoli, hingga Nias Selatan dan Nias Utara.
BMKG memastikan gempa tersebut tidak berpotensi memicu tsunami. Hingga pukul 23.00 WIB, belum ada laporan kerusakan maupun korban, dan tidak terdeteksi adanya gempa susulan.
Masyarakat diimbau memeriksa kondisi bangunan sebelum kembali masuk ke dalam rumah, serta tetap waspada dan mengikuti arahan resmi pemerintah. BMKG juga mengingatkan agar tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terverifikasi.
Informasi resmi terkait perkembangan gempa dapat diakses melalui aplikasi daring InfoBMKG, media sosial resmi BMKG, atau kantor BMKG terdekat. DMS/AC