Surabaya – Rabu sore, gelombang kepanikan kembali melanda Surabaya ketika gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang perairan Tuban, Jawa Timur, dengan kedalaman 10 kilometer tepat pukul 16:02:16 WIB.
Warga Surabaya, termasuk Fauzan dari Kedung Tarukan, Kota Surabaya, merasakan getaran yang cukup kuat. “Cukup terasa dan sempat kaget akibat gempa, takut kalau terjadi apa-apa,” ujarnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui laman resminya mengonfirmasi kejadian tersebut, mengimbau masyarakat untuk tetap waspada meskipun tidak ada ancaman tsunami.
Lokasi gempa yang berdekatan dengan Pulau Bawean, Gresik, telah membuat warga setempat hidup dalam ketegangan yang konstan. Gempa-gempa susulan dengan magnitudo antara 3 sampai 5 telah sering menghantui mereka dalam beberapa pekan terakhir.
BPBD Jawa Timur telah merespons dengan mengirimkan ribuan terpal kepada pengungsi di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, yang jumlahnya terus bertambah akibat gempa-gempa susulan. Kepala Pelaksana BPBD Jatim, Gatot Soebroto, menyatakan kolaborasi dengan relawan dan TNI AL untuk mengirimkan bantuan dan tim psikososial.
“Sedikitnya 3.500 terpal, 40 tenda keluarga, dan 100 dus air mineral telah diberangkatkan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi,” ujarnya saat apel pemberangkatan bantuan dan relawan tim psikososial di Kantor BPBD Jatim dan KRI Teluk Banten-516, Dermaga Mirah Tanjung Perak, Surabaya.
Menurut data Pusdalops BPBD Jatim, jumlah pengungsi di Pulau Bawean telah bertambah menjadi 34.149 jiwa, termasuk anak-anak, dewasa, dan lansia, menunjukkan eskalasi dampak yang terus berkembang dari rentetan gempa yang menghantui wilayah tersebut. DMS/AC